Dark/Light Mode

Trend Korban Corona Terus Menurun, Iran Kembali Bernapas

Senin, 20 April 2020 05:41 WIB
Seorang pengendara sepeda yang mengenakan masker melewati sekelompok orang yang menjual pembersih tangan dengan harga murah di alun-alun Tajrish di Teheran utara, Iran, Kamis, 16 April 2020. (Foto Associated Press / Vahid Salemi)
Seorang pengendara sepeda yang mengenakan masker melewati sekelompok orang yang menjual pembersih tangan dengan harga murah di alun-alun Tajrish di Teheran utara, Iran, Kamis, 16 April 2020. (Foto Associated Press / Vahid Salemi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kematian karena wabah corona di Iran menunjukkan penurunan. Kegiatan ekonomi di ibu kota Iran, Teheran kembali bernapas.

Iran, Sabtu (18/4) lalu melaporkan 73 kematian baru akibat virus corona. Sehingga jumlah total mencapai 5.031. Angka itu melanjutkan tren penurunan pasien meninggal akibat Covid-19 sepekan terakhir. Sudah lima hari belakang angka kematian harian di Iran berada di angka puluhan.

“Ini (73) adalah angka yang sangat rendah dibandingkan dengan beberapa hari terakhir,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Kianoush Jahanpour seperti dikutip dari AFP, Sabtu (18/4).

Toko-toko, pabrik, dan bengkel melanjutkan kembali aktivitasnya di Teheran. Beberapa pejabat kesehatan Iran disorot televisi mengunjungi toko-toko seraya mengingatkan agar mereka tetap mengenakan masker saat bekerja. Meski sudah ada aktivitas ekonomi, Iran belum mengizinkan beroperasinya bisnis beresiko tinggi seperti teater, area olahraga, sauna, salon kecantikan, pusat perbelanjaan.

Baca juga : Perppu Corona Terancam Merana

Adapun restoran hanya dibuka untuk pesanan yang diantar. Sekolah-sekolah dan kampus juga masih ditutup. Kegiatan pertemuan budaya, keagamaan dan olah raga juga dilarang.

Tapi lalu lintas di jalanan ramai di Teheran menambah kekhawatiran karena Iran belum sepenuhnya pulih dari wabah ini.

“Virus corona masih di tahap wabah di Teheran, dan lalu lintas yang padat mengakibatkan bertambahnya kekhawatiran,” kata Alireza Zali, kepala gugus tugas pemerintah mengatasi virus corona di Teheran, sebagaimana dilansir Reuters.

Jahanpour berharap tren penurunan akan terus berlanjut meski sanksi Amerika Serikat telah menghalangi Iran membeli alat tes virus dari Korea Selatan.

Baca juga : Ratu Elizabeth Tak Mau Ulang Tahunnya Dirayakan Dengan Hormat Senjata

“Ini terlepas dari semua klaim palsu mereka bahwa perdagangan obat-obatan tidak tercakup oleh sanksi,” katanya.

Jahanpour menambahkan, sebanyak 1.374 kasus baru telah dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir sehingga meningkatkan jumlah total pasien positif Covid-19 menjadi 80.860. Dari angka pasien yang dirawat di rumah sakit, 55.987 telah pulih dan dipulangkan. Sementara 3.513 masih dalam kondisi kritis.

Namun Parlemen Iran menganggap angka-angka yang diterbitkan hanya didasarkan pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan ‘gejala parah’. Laporan itu mengatakan, angka kematian sebenarnya diperkirakan jauh lebih besar. Yakni 80 persen lebih tinggi. Parlemen menduga jumlah kasus infeksi 9 hingga 10 kali lebih besar.

Dilansir CNN, Kementerian Kesehatan telah mengonfirmasi, jumlahnya mungkin lebih tinggi karena tes yang terbatas. Anggota Dewan Kota Teheran, Nahid Khodakarami mengatakan jumlah kematian harian di ibu kota berkisar antara 70 dan lebih dari 100.

Baca juga : Catat, Ini Arahan WHO Untuk Physical Gathering Selama Ramadhan

Namun anggota gugus tugas virus corona nasional, Masoud Mardani, menolak klaim itu. “Tidak setiap penyakit pernapasan adalah virus corona,” tegas Mardani.[Harian Rakyat Merdeka]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.