Dark/Light Mode

Peringati Hari Kebebasan Pers

Media Tradisional Masih Penting

Sabtu, 2 Mei 2020 11:43 WIB
Dari kiri, searah jarum jam: Yeyen Rostiyani, Gabriel M. Hons-Oliver, Asep Setiawan, dan Abdul Manan, saat diskusi virtual. (Foto: Istimewa)
Dari kiri, searah jarum jam: Yeyen Rostiyani, Gabriel M. Hons-Oliver, Asep Setiawan, dan Abdul Manan, saat diskusi virtual. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Terkait pers di Tanah Air, Abdul Manan mengungkapkan, saat ini masih ada tiga hal yang membuat kebebasan pers di In￾donesia tidak tumbuh. Pertama adalah sistem yang korup yang membuat lembaga negara tak berfungsi dengan baik.

Kata Abdul, jika sistemnya korup, tidak akan mungkin ada kebebasan pers. Katanya lagi, dalam situasi seperti itu, jangan diharapkan lahir regulasi-regulasi yang akan melindungi kebebasan pers.

“Kita lihat konteks sekarang bagaimana sikap DPR dan pemerintah ngotot merevisi Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) yang isinya kita anggap mempertahankan pasal-pasal lama yang bisa memenjarakan wartawan,” kata Manan.

Baca juga : Peringati Hari Buruh, KSPI Sumbang APD Ke RS Annisa Cikarang

Kedua, kemiskinan yang menjerat kalangan wartawan. Kebebasan pers di Indonesia, menurut Manan, sulit tumbuh jika kesejahteraan wartawan memprihatinkan.

Jika gaji tidak cukup, wartawan tidak akan punya waktu yang cukup banyak berkonsentrasi menghasilkan karya jurnalistik yang baik.

“Karena itu, kesejahteraan adalah tema yang penting kalau kita berbicara kebebasan pers,” tambahnya.

Baca juga : Tarif Baru Penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni

Masih kata Abdul, hal terakhir yang mempengaruhi kebebasan pers di Indonesia adalah iklim ketakutan. Wartawan sering menghadapi ancaman, dan itu tidak hanya berwujud ancaman fisik.

Menanggapi hal itu, Asep Setiawan menyebut, secara keseluruhan kemerdekaan pers di Indonesia sudah mulai membaik. Hanya saja, masih ada beberapa faktor yang menghambat kemajuannya.

“Kesejahteraan juga masih menjadi persoalan, dan pendidikan,” ujar Asep.

Baca juga : Mendag Masih Letoy

Pihaknya menemukan hal ini di beberapa wilayah seperti di Papua. “Maka, dalam indeks pers itu, bisa ditemui apa yang sebenarnya menjadi persoalan pers di Indonesia, dan apa yang harus diperbaiki,” tandas Asep. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.