Dark/Light Mode

Masyarakat Diimbau Hidup Berdampingan dengan Covid-19

WHO: Corona Nggak Akan Pernah Minggat

Jumat, 15 Mei 2020 04:33 WIB
Pekerja mengenakan pelindung wajah di pabrik ponsel di Noida, India. (Foto Anushree Fadnavis/Reuters)
Pekerja mengenakan pelindung wajah di pabrik ponsel di Noida, India. (Foto Anushree Fadnavis/Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi virus corona, atau Covid-19, masih jadi masalah bersama. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, Covid-19 akan tetap ada. Mereka mengimbau masyarakat mulai belajar untuk hidup berdampingan.

Covid-19 pertama muncul di Wuhan, China, pada akhir tahun lalu. Kini virus itu telah menginfeksi lebih dari 4,2 juta orang dan menewaskan nyaris 300 ribu orang di seluruh dunia. Direktur Bidang Kedaruratan WHO Michael Ryan menyebut, saat ini dunia memiliki virus yang benar-benar baru di kehidupan manusia. Ia melanjutkan, virus ini bisa menjadi endemi di komunitas masyarakat dunia.

“Seperti HIV yang juga belum hilang. Dan kita hidup bersama dengannya,” kata Ryan, dilansir Channel News Asia, kemarin.

Ilmuan Irlandia itu menambahkan, masyarakat harus realistis lantaran tidak ada yang bisa memprediksi kapan pandemi Covid-19 akan hilang.

“Saya pikir penting bagi kita untuk realistis dan saya tidak berpikir siapapun dapat memprediksi kapan penyakit ini akan hilang. Saya pikir tidak ada jaminan dalam hal ini. Penyakit ini dapat menjadi masalah yang panjang, bahkan mungkin bisa selamanya,” tambahnya.

Beberapa negara seperti Inggris, Amerika Serikat dan Spanyol telah melonggarkan aturan lockdown karena melihat kondisi yang diperkirakan sudah mulai membaik.

“Beberapa negara ingin keluar dari situasi lockdown ini. Tapi rekomendasi kami adalah tetap waspada, di negara mana pun harus pada level waspada setinggi mungkin,” imbau Ryan.

Baca juga : Warning WHO: Covid-19 Nggak Bakal Pernah Hilang

“Ada beberapa pemikiran ajaib yang muncul bahwa lockdown berhasil dengan sempurna dan membuka kembali lockdown akan berjalan baik. Keduanya sama-sama dipenuhi banyak bahaya,” Ryan mengingatkan.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut, semua pihak harus ikut berkontribusi dalam upaya menghentikan penyebaran Covid-19.

“Kesuksesan pencegahan tergantung pada kita dan itu menjadi urusan semua orang, dan kita semua harus berkontribusi untuk menghentikan pandemi ini,” tutur Tedros.

Ia juga mengimbau pemerintah di beberapa negara yang sudah melonggarkan aturan lockdown untuk tetap waspada.

Vaksin

Ryan menekankan, pemerintah di setiap negara yang terdampak dapat mengendalikan pandemi tersebut. Menurutnya, sudah ada ratusan potensi vaksin yang dapat membantu mencegah Covid-19. Namun, vaksin-vaksin tersebut adalah prospek jangka panjang yang tidak bisa diselesaikan dalam waktu dekat.

Diketahui, sudah lebih dari 100 vaksin siap untuk dikembangkan. Tetapi para ahli masih belum bisa membuktikan vaksin mana saja yang efektif untuk melawan Covid-19. Ryan mengklaim, ada obat untuk virus lain yang bisa digunakan sebagai vaksin Covid-19, salah satunya adalah obat untuk penyakit campak.

Baca juga : Saran M Qodari, Hidup Berdamai Dengan Corona Lewat THC

Ancaman Penyakit Mental 

Pada kesempatan lain, Direktur Kesehatan Mental WHO Devora Kestel menyebut, pandemi Covid-19 bisa berpengaruh besar pada kesehatan mental masyarakat. Isolasi, ketakutan, ketidakpastian, kekacauan ekonomi, menurut Kestel, bisa memberikan tekanan psikologis. Saat ini, dunia dibayangi meningkatnya penyakit mental. Termasuk di kalangan muda, anak-anak, hingga petugas kesehatan.

“Kesehatan mental dan kesejahteraan masyarakat sudah sangat terpengaruh. Itu harus jadi prioritas,” kata Kestel, dikutip dari Guardian.

Anggapan itu muncul sejak kasus positif di sejumlah negara meningkat tajam. Salah satunya di Rusia. Yang muncul jadi negara nomor tiga dengan kasus positif Covid-19 tertinggi sebesar 252.245. Kematian 2.305, dan sembuh 53.530. Meski pihak berwenang menganggap lebih dari 60 persen kematian pasien virus corona pada bulan April disebabkan penyakit lain.

Kota Moskow, jadi episentrum wabah. Dengan lebih dari seribu angka kematian. Menurut data Worldmeter.info.

Di AS, yang positif lebih dari 1,4 juta. Presiden Donald Trump mengatakan, peringatan dari pakar penyakit menular soal bahaya pencabutan pembatasan dini, sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima. Trump mengaku terkejut dengan pernyataan bahwa membuka kembali kegiatan ekonomi dan sekolah adalah hal yang terlalu dini.

“Bagi saya itu bukan jawaban yang dapat diterima, terutama ketika datang ke sekolah,” kata Trump.

Baca juga : Berdamai dengan Corona, UIN Bandung Tawarkan Solusi Ini

Di Korea Selatan, 24 ribu orang telah dites, yang berhubungan dengan klaster klub malam Seoul. Itu juga yang mendorong penutupan bar dan tempat hiburan di Seoul. Kasus positif yang terkait dengan klaster itu telah berkem- bang menjadi 120.

Sedangkan Jepang, mulai hari ini akan mulai melonggarkan pembatasan terhadap 39 dari 47 prefekturnya. Namun Tokyo tetap di-lockdown sampai kasus corona benar-benar terbukti melandai.

Dari Brazil, berdasarkan data, jumlah kasus positif Covid-19 di negara itu dikonfirmasi telah melampaui Prancis. Brazil kini jadi negara dengan jumlah kasus tertinggi nomor enam.

Wabah membuat ekonomi Brazil terpuruk dan paling parah sejak tahun 1900. Saat ini, ada 188.974 kasus di negara tersebut. Se- dangkan Prancis mengonfirmasi ada penurunan kasus hingga 0,3 persen.

Negara lainnya, China, yang jadi lokasi awal pandemi, melaporkan tiga kasus baru tanpa kematian. Di Spanyol, lima persen penduduknya disebut terinfeksi Covid-19. Di mana 10 persen di antaranya berada di Madrid.

Afrika Selatan yang disebut akan melonggarkan lockdown, mengonfirmasi ada 12 ribu kasus. Di Hong Kong, otoritas se- tempat akan melakukan pengetesan terhadap ratusan keluarga. Setelah 23 hari tidak ada laporan infeksi baru hingga akhirnya seorang wanita berusia 66 tahun dinyatakan positif Covid-19. Beberapa anggota keluarganya yang lain juga menunjukkan gejala penyakit tersebut. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.