Dark/Light Mode

New Normal Di Selandia Baru, Kursi KRL Dipasangi Stiker Petunjuk

Jumat, 22 Mei 2020 12:12 WIB
Suasana di dalam transportasi umum Selandia Baru. (Foto: AFP)
Suasana di dalam transportasi umum Selandia Baru. (Foto: AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Selandia Baru merupakan salah satu negara pertama yang melonggarkan lockdown di wilayahnya. Secara bertahap, kehidupan masyarakat Negeri Kiwi ini kembali bergeliat seperti biasa. 

Namun, sejumlah penyesuaian terlihat di sana sini. Kehidupan new normal atau kehidupan normal yang baru ini dilakukan warga Selandia Baru untuk memastikan virus Corona tidak kembali mengancam mereka. 

Diberitakan AFP, Jumat (22/5), salah satu yang terlihat berbeda di Selandia Baru adalah moda transportasi umumnya. Tidak semua bangku di bus dan kereta komuter diisi penumpang.

Petugas penanggung jawab transportasi umum menempelkan gambar tempel khusus di setiap kursi yang menunjukkan dimana penumpang boleh duduk.

Baca juga : The New Normal di Thailand, Mall Ini Pakai Pedal Untuk Akses Lantai

Pengelola kereta commuter hanya membolehkan satu penumpang duduk di bangku yang memiliki gambar tempel warna hijau. 

Sedangkan kursi yang terdapat gambar tempel berwarna merah dilarang diduduki. Hal serupa juga bisa dilihat di bangku bus umum.

Kebijakan itu bertujuan untuk menjaga jarak antara sesama penumpang. Jumlah penumpang yang berdiri pun dibatasi dan posisinya diatur sedemikian rupa supaya terdapat jarak antara satu dengan lainnya.

Sementara itu, sejumlah pusat perbelanjaan menambah kehadiran petugas keamanan untuk memastikan tidak ada kerumunan masyarakat di dalam dan luar ruangan ketika berbelanja. Seluruh toko juga memajang papan pengumuman untuk membatasi jumlah pengunjung yang boleh berada di dalam ruangan. Mereka hanya membolehkan satu pengunjung masuk jika ada seorang pembeli sudah keluar dari toko.

Baca juga : Sebut Kemenpora Dihuni Banyak Tikus, Taufik Hidayat Dipersilakan Lapor Ke KPK

Setiap tempat usaha di Selandia Baru saat ini juga harus mencatat data para pelanggan secara rinci, untuk mempermudah petugas melacak keberadaan mereka jika sewaktu-waktu terjadi wabah. Pemerintah setempat juga mewajibkan penduduk menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan membawa cairan pembersih tangan ketika bepergian.

"Itu tidak susah. Itu lebih kepada supaya saya tidak lupa apa yang harus saya lakukan setelah melayani pelanggan," kata seorang juru pangkas rambut di Wellington, Dali Toma.

Sejumlah restoran juga diwajibkan membatasi jumlah pengunjung. Mereka harus memberikan jarak di setiap meja pelanggan untuk menghindari penularan. Selain itu, jam operasional restoran dan jumlah karyawan yang bekerja dibatasi.

Selandia Baru saat ini berada dalam status siaga dua. Jalan-jalan di pusat kota Wellington yang sempat sepi saat ini kembali macet.

Baca juga : 86 Warga Jabar Yang Baru Pulang Dari Arab, Dipastikan Sehat

"Orang-orang ingin kembali hidup seperti biasa dan Siaga Dua membolehkan masyarakat kembali berkegiatan," kata seorang wirausahawan, Mike Leigh.

Leigh adalah seorang tukang kayu yang kini beralih menjual masker buatan sang istri. Dia menjajakan 

masker tersebut di sebuah lapak di luar stasiun Wellington seharga 15 dolar Selandia Baru (Rp133 ribu) per lembar. "Saya sudah menjual sepuluh lembar masker sejak pagi. Istri saya yang membuatnya. Sepertinya saya harus membuat situs di internet," ujar Leigh. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.