Dark/Light Mode

Dibebani Ribuan Kasus Baru Tiap Pekan

India Pesimistis Badai Corona Segera Berlalu

Sabtu, 30 Mei 2020 00:24 WIB
Petugas kesehatan mengangkut jenazah korban Covid-19 di Max Smart Hospital, Kamis (28/5).(Foto Reuters/Danish Siddiqui)
Petugas kesehatan mengangkut jenazah korban Covid-19 di Max Smart Hospital, Kamis (28/5).(Foto Reuters/Danish Siddiqui)

RM.id  Rakyat Merdeka - India jadi salah satu negara Asia yang terkena dampak cukup parah akibat pandemi Covid-19. Saking parahnya situasi saat ini, sejumlah tenaga kesehatan di negara itu pesimistis, badai corona segera berlalu.

Kamis (28/5), sudah masuk tengah hari. Saat itu, beberapa pekerja yang menangani Covid-19 di sebuah rumah sakit di New Delhi, sedang menggelar tandu untuk mengangkut jenazah yang akan dimakamkan. Di sisi lain, keluarga hanya bisa memandang jenazah itu dari luar ambulans.

Jenazah itu merupakan salah satu dari korban meninggal yang positif Covid-19 di India. Sejauh ini, ada 166 ribu kasus positif di negara itu. Dengan jumlah kematian mencapai 4.715. Sejumlah ahli menyebut, Covid-19 di negara itu belum mencapai puncak. Berbanding terbalik dengan kondisi di beberapa negara lain.

Baca juga : Alodokter Siapkan Pendampingan Gratis Bagi Pasien Corona

Kekhawatiran meningkat. Sejumlah pihak memikirkan. Bagaimana negara berpenduduk 1,3 miliar dengan salah satu sistem perawatan kesehatan yang paling berat di dunia, akan menangani lonjakan sekitar enam ribu infeksi baru yang terdeteksi, pekan ini.

Dikutip dari Reuters, Max Smart Super Speciality Hospital, saat ini jadi tempat perawatan Covid-19 swasta terbesar di New Delhi. Tempat itu merawat sekitar 200 pasien positif corona. Di sisi lain, India sudah melonggarkan karantina alias lockdown, yang sudah berlangsung lebih dari dua bulan di seluruh wilayah negara.

“Kami semakin banyak menerima pasien dengan tingkat keparahan bervariasi setiap hari. Kami belum melihat akhir dari semua ini,” ujar Dr Arun Dewan, direktur bagian perawatan rumah sakit.

Baca juga : Begini Kata KCI Soal 3 Penumpang KRL Positif Corona

Saat itu, rumah sakit terlihat hening. Suara yang terdengar hanya berasal suara mesin. Atau, suara batuk pasien yang hanya dipisahkan tirai putih. Beberapa staf rumah sakit, dengan alat pelindung diri, berbicara dengan nada pelan.

Sampai beberapa bulan yang lalu, suara tangis bayi masih sering terdengar di rumah sakit ini. Rumah sakit ini memang tadinya dipakai untuk bayi yang baru lahir. Tapi, akibat lonjakan kasus, rumah sakit itu akhirnya hanya dipakai untuk merawat pasien Covid-19. Sekarang, poster-poster Winnie the Pooh dan tokoh-tokoh kartun yang lainnya dimaksudkan untuk menghibur anak-anak, hanya bisa dilihat pasien positif Covid-19.

Selama 35 tahun kariernya sebagai dokter, ini pertama kalinya ia menangani pandemi. Dan Dr Arun Dewan benar-benar khawatir puncak wabah corona belum datang. Katanya, saat jumlah kasus positif meningkat, pasien yang berada di daftar tunggu akan semakin banyak.

Baca juga : KPK Jebloskan Dua Tersangka Kasus Suap Sukamiskin Ke Dalam Sel

“Tenaga kesehatan akan menjadi tantangan terbesar. Kami telah mencapai batasnya,” ujarnya.

Tapi ada kemenangan kecil yang membuat staf tetap semangat. Bagi Steena, seorang perawat yang bekerja di ICU, salah satunya adalah ketika seorang wanita berusia 70 tahun yang dibawa dalam kondisi mengkhawatirkan bisa pulih.

“Setelah tujuh atau delapan hari, dia melepas ventilator, dan dinyatakan negatif,” katanya, terdengar penuh harapan. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.