Dark/Light Mode

Huawei Better World Summit 2020

Sinergi, Kunci Pemulihan Ekonomi

Senin, 3 Agustus 2020 21:47 WIB
Rotating Chairman Huawei, Guo Ping
Rotating Chairman Huawei, Guo Ping

RM.id  Rakyat Merdeka - Pentingnya sinergi dan kesadaran untuk berbagi, serta memikul tanggung jawab bersama, guna mendorong kembali perekonomian dunia yang tengah melesu akibat pandemi COVID-19, menjadi seruan utama yang mengemuka di penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi (KTT) Better World Summit 2020.

Seruan tersebut disampaikan antara lain oleh dua petinggi Huawei, yaitu Guo Ping, Rotating Chairman Huawei, dan Catherine Chen, Corporate Senior Vice President sekaligus Director of Board Huawei, pada saat keduanya menjadi pembicara utama pada hari pertama dan ketiga di KTT yang diikuti secara daring oleh ribuan peserta yang berasal dari lebih dari 80 negara.

Bersama dengan pembicara-pembicara lain, yang antara lain merupakan perwakilan dari International Telecommunication Union Radiocommunication Sector (ITU-R), Global System for Mobile Communications (GSMA), European Competitive Telecommunications Association (ECTA), Academy of Information and Communications Technology (CAICT) Tiongkok, Germany Association of the Internet Industry (ECO), dan institusi-institusi penting lainnya, Guo dan Chen mengeksplorasi kebijakan industri mampu mendorong pengembangan ekonomi digital, memfasilitasi pemulihan ekonomi, serta membangun masa depan yang lebih baik, oleh dan untuk semua.

Pandemi COVID-19 telah membukakan mata banyak pihak, bahwa ternyata infrastuktur digital yang ada, belum sejalan dengan pengembangan-pengembangan teknologi. Ketika ekonomi di berbagai negara melambat, pemerintah makin fokus dengan strategi pemulihan ekonomi.

"Kami membayangkan masa depan yang kian terhubung, cerdas, dan inovatif. Selain itu, kita harus memastikan terwujudnya masa depan yang inklusif, berkelanjutan, serta lebih baik oleh dan untuk semua," kata Catherine Chen.

Baca juga : Bertemu Pecalang, Bamsoet Ingatkan Ketaatan pada Protokol Kesehatan Kunci Pemulihan Ekonomi Bali

Selanjutnya, vitalitas dan kreativitas dari lapisan bawah ke atas, juga dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi. Kegiatan ekonomi di negara-negara tertentu telah kembali berangsur normal, seiring makin banyak negara dan kawasan yang berhasil dalam menerapkan langkah-langkah pengendalian infeksi untuk memperlambat penyebaran COVID-19. Banyak pemerintahan yang telah meluncurkan berbagai rencana stimulus, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK )selalu menjadi prioritas utama dalam rencana ini.

Di Tiongkok, rencana pengembangan Infrastruktur Baru telah menyisihkan lebih dari 1 triliun Yuan, untuk diinvestasikan ke dalam 5G saja selama lima tahun ke depan. Ini diperkirakan akan menumbuhkan ekonomi digital Tiongkok sebesar 15,2 triliun Yuan dan mendorong pemulihan ekonomi domestik. Uni Eropa juga telah mengumumkan paket 1,1 triliun Euro untuk meningkatkan pemulihan ekonomi.

"Untuk menggerakkan kembali roda ekonomi, kita butuh rancangan yang disusun melalui kebijakan top-down. Di sisi lain, mampu membangun kreativitas dan vitalitas secara bottom-up," kata Catherine Chen.

"Kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah yang diiringi dengan pertumbuhan transformasi digital secara aktif di seluruh industri, akan mendukung pemanfaatan teknologi digital secara optimal ke semua industri, meningkatkan efisiensi, dan memulihkan kembali pertumbuhan," lanjutnya.

 

Baca juga : G20 Sepakat Bikin Vaksin dan Sembuhkan Ekonomi

Kerja Sama Perangi Pandemi Melalui Penggunaan Teknologi

Sementara itu, Guo Ping mengatakan, pandemi ini telah turut merombak bagaimana manusia beraktivitas dalam keseharian dan bekerja. Pandemi juga telah memukul sendi-sendi perekonomian global. Namun dalam banyak hal, Teknologi Informasi dan Komunikasi, (TIK) berperan penting menjadi andalan dalam memerangi virus ini.

Sebagai contoh, ungkapnya, dari pengalaman di wilayah-wilayah yang menjadi pusat-pusat pandemi global di awal, pihaknya telah mengembangkan sembilan solusi berbasis skenario yang menggunakan teknologi TIK untuk membantu memerangi pandemi. Baik dalam hal penyebaran jaringan rumah sakit, konsultasi jarak jauh, pendidikan online, atau memulai kembali pemerintahan dan bisnis.

“Kami telah berbagi pengalaman dan kemampuan untuk membantu mengendalikan penyebaran virus dan menggerakkan kembali perekonomian,” ujar Guo Ping.

 

Baca juga : Pertamina Dukung Pemulihan Ekonomi Sumut

Membuka seluruh potensi 5G: Sinergi lima bidang teknologi utama

Saat ini, ada 90 juta pengguna 5G di seluruh dunia. "Ketika penyebaran jaringan 5G global mulai merata, kita perlu memperkuat fokus pada penerapan teknologi ini di industri. Ini akan membantu kita dalam mengoptimalkan seluruh potensi teknologi 5G,” kata Guo.

Persoalan bisnis untuk 5G bukan hanya konektivitas yang lebih baik. Ketika teknologi seperti 5G, komputasi, cloud, dan AI bersinergi, mereka saling memperkuat satu sama lain dan menciptakan banyak peluang baru di lima bidang teknologi utama: konektivitas, AI, cloud, komputasi, dan aplikasi industri.

Agar 5G berhasil secara komersial, dituntut kerja sama dari seluruh industri. Aplikasi industri vertikal dapat direplikasi hanya ketika standar industri terpadu dan ekosistem kolaboratif sudah berjalan.

"Ke depan, Huawei akan melipatgandakan upaya untuk melengkapi mitra kami, dengan kemampuan yang mereka butuhkan. Kami akan mempromosikan inovasi bersama, dan mendorong pertumbuhan bagi semua orang di rantai nilai," pungkas Guo. (DWI)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.