Dark/Light Mode

Trump Ejek Joe Biden Made in China

Rabu, 9 September 2020 17:44 WIB
Presiden AS, Donald Trump saat mengakhiri rangkaian kampanye terakhir di Bandara Regional Smith Reynolds, Winston-Salem, North Carolina. [Foto: Reuters]
Presiden AS, Donald Trump saat mengakhiri rangkaian kampanye terakhir di Bandara Regional Smith Reynolds, Winston-Salem, North Carolina. [Foto: Reuters]

RM.id  Rakyat Merdeka - Adu mulut dan saling sindir rival dalam kampanye jelang pemilihan presiden Amerika Serikat makin pedas. Calon inkamben dari Partai Republik, Donald Trump mengejek lawannya, Joe Biden dari Partai Demokrat, sebagai sosok penipu global, yang menyebabkan hilangnya lapangan pekerjaan di AS.

"Agenda politik Joe Biden itu made in China, buatan China. Sementara agenda politik saya, jelas buatan Amerika," ujar Trump, saat berkampanye di hadapan ribuan pendukungnya di Bandara Winston-Salem, North Carolina, Selasa (8/9).

Trump tampaknya memang sengaja menjadikan China sebagai label baru untuk memperburuk citra rivalnya. Dia menyebut Biden sudah lama mendukung kebijakan perdagangan yang mengizinkan masuknya tenaga kerja asing dengan mudah. Kebijakan ini dia sebut membunuh lapangan pekerjaan bagi warga Paman Sam. Sementara warga asing bebas bekerja di AS.

Baca juga : Trump Kalahkan Joe Biden di Bursa Judi Online Eropa

"Biden itu penipu global, yang selama ini merugikan komunitas AS," tuduh Trump yang disambut riuh para pendukungnya.

Sebagai balasan, Biden balik mengkritisi Trump sebagai penyiksa petani dan industri menengah dan kecil dengan melakukan perang dagang dengan China. Bekas wakil presiden era Barack Obama ini menyebut perang tarif antara AS-China yang dimulai Trump sama sekali tidak menguntungkan pelaku usaha AS. "Kita gagal total," ujar Biden dikutip kantor berita Reuters, Rabu (9/9).

Kedua capres yang bakal bertarung dalam pilpres 3 November nanti ini tengah berusaha mendapatkan dukungan pemilih di negara bagian North Carolina. Negara bagian ini terkenal sebagai wilayah dengan pemilih mengambang yang cukup banyak. Di sini juga banyak industri manufaktur dan tekstil yang sudah bermigrasi ke China dan negara di Asia lainnya.

Baca juga : Masih Sehat, Joe Biden Siap Pimpin Amerika Dua Periode

Selain isu lapangan pekerjaan, dalam kampanye Selasa kemarin, Trump juga menuduh pasangan Biden-Kamala Harris sebagai pihak yang menentang upaya pemerintahannya untuk mempercepat proses penyediaan vaksin Covid-19. "Mereka mencoba meremehkannya. Mereka mencoba mempolitisir pengadaan vaksin," tuduh Trump.

Trump menyebut AS akan segera memiliki vaksin Covid-19. Namun Biden justru memilih agar pengadaan vaksin dilakukan dengan standar ilmiah, tanpa campur tangan politik.

Selain soal vaksin, Trump juga mengejek Harris, yang merupakan cawapres wanita keturunan Asia pertama dalam pertarungan pilpres AS. "Tidak ada yang menyukainya. Dia (Harris) tidak akan pernah bisa menjadi wakil presiden wanita pertama. Itu merupakan penghinaan bagi negara kita," ejek Trump.

Baca juga : Hore, Munchen Juara Liga Champions

Kamala Harris merupakan wanita kulit hitam pertama yang maju sebagai calon wakil presiden dalam pemilihan presiden AS. Dia pun menjadi orang Asia-Amerika pertama yang maju sebagai calon wakil presiden AS. Pemilihan presiden AS dijadwalkan digelar 3 November mendatang. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.