Dark/Light Mode

Hubungan Dengan Iran Memanas

AS Tarik Diplomat Dari Irak

Jumat, 4 Desember 2020 06:49 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Foto: Bloomberg)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Foto: Bloomberg)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hubungan Amerika Serikat (AS) dengan Iran yang terus memanas, membuat Presiden Donald Trump akan menarik separuh diplomat dari Kedutaan Besar di Baghdad, Irak. Ini mengingat kuatnya pengaruh Iran terhadap Irak saat ini.

Sejak tewasnya Jenderal Qassem Soleimani, Kepala Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC), di Irak pada 3 Januari 2020, hubungan kedua negara itu makin tegang. Seperti dilansir Media AS Politico, kemarin, seorang pejabat AS mengatakan, puluhan staf di Kedubes AS dan fasilitas diplomatik lainnya di Irak akan ditarik dari negara Timur Tengah itu.

Namun, pejabat di Departemen Luar Negeri AS tidak memberikan rincian apapun, selain mengkonfirmasi bahwa sebagian staf mereka akan meninggalkan Irak. Pengurangan diplomat AS seharusnya bersifat sementara. Tapi, karena hubungan yang tegang antara kedua negara, tidak diketahui kapan diplomat tersebut akan kembali lagi ke kedutaan.

Baca juga : Guru Besar UI: Deklarasi Papua Merdeka Tak Diakui Negara Lain

Irak sering kali menjadi medan pertempuran antara AS dan Iran. Setelah kematian Soleimani, Iran membalas dengan meluncurkan rudal ke pasukan AS yang ditempatkan di Irak. Menurut laporan, rudal tersebut menyebabkan puluhan tentara menderita cedera otak.

Ketegangan antara AS-Iran juga semakin bertambah usai pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh. Ia selama ini diketahui berperan besar pada program nuklir negara itu.

Ilmuwan nuklir papan atas ini dilaporkan terbunuh setelah tertembak dengan senjata yang dikendalikan dari jarak jauh di timur Teheran, Iran. Badan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menuding, agen mata-mata Israel, Mossad dan Organisasi Mujahidin Rakyat terlibat dalam pembunuhan tersebut. Organisasi Mujahidin Rakyat merupakan sebuah organisasi militan politik yang dilarang di negara itu.

Baca juga : HNW Ajak Pilih Calon Kepala Daerah Pro Rakyat

Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan kepada Politico pada Rabu (2/12), Departemen Luar Negeri AS tidak menampik kabar, bahwa mereka akan melakukan pengurangan staf di Irak.

“Departemen Luar Negeri terus menyesuaikan kehadiran diplomatnya di kedutaan dan konsulat di seluruh dunia, sejalan dengan misi, lingkungan keamanan setempat, situasi kesehatan, dan bahkan hari libur,” kata seorang pejabat departemen tersebut, dalam sebuah pernyataan.

Dia menambahkan, AS harus memastikan keamanan seluruh warga negaranya, termasuk para staf kedutaan. “Memastikan keamanan personel pemerintah AS, warga AS, dan keamanan fasilitas kami, tetap menjadi prioritas tertinggi kami,” tegasnya.

Baca juga : Satu Rombongan Dengan Menteri Edhy, Tapi Nggak Ditangkap KPK, Ini Penjelasan Ngabalin

Sebelumnya, Trump mempertimbangkan menutup Kedutaan AS di Baghdad. Langkah itu menyusul kekhawatiran badan intelijen AS yang disampaikan pada September lalu, terkait kemungkinan dilakukannya serangan terhadap pasukan serta Kedutaan AS di Irak. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.