Dark/Light Mode

Protes Keras Warga Picu Kerusuhan

Belanda Tetap Terapkan Larangan Keluar Malam

Kamis, 28 Januari 2021 05:13 WIB
Polisi diterjunkan di sejumlah kota di Belanda, untuk mengamankan jam malam. (Foto : AFP).
Polisi diterjunkan di sejumlah kota di Belanda, untuk mengamankan jam malam. (Foto : AFP).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Belanda memastikan tidak akan mencabut jam malam, meskipun sejumlah warga memprotes keras kebijakan itu.

Kota-kota di Belanda kini lebih tenang setelah tiga malam diguncang kerusuhan yang dipicu protes warga atas pemberlakukan jam malam. Sekitar 500 orang ditahan dalam unjuk rasa itu. Negeri Kincir Angin memberlakukan jam malam untuk memutus penularan Covid-19. Beberapa pemerintah kota telah memberikan wewenang ekstra kepada polisi untuk mendisiplinkan warga.

Pemerintah Belanda menegaskan tetap melakukan jam malam pukul 21.00 hingga pukul 4:30.

Baca juga : Awan Panas, Warga Lereng Merapi Berlarian Ke Luar Rumah

Menurut Menteri Kehakiman Ferd Grapperhaus, jam malam akan berlangsung hingga 9 Februari. Ini adalah sebagai langkah penting bagi Negara Tulip itu untuk menurunkan kasus Covid-19.

“Anda tidak (harus) menyerah kepada orang-orang yang memecahkan jendela toko,” kata Menteri Keuangan Wopke Hoekstra.

Dilansir AFP, polisi mengatakan, tidak ada insiden besar terjadi di Amsterdam, Rotterdam atau Den Haag, lokasi kerusuhan.

Baca juga : Belanda Mencekam, Mirip Perang Saudara

Sekelompok anak muda berkumpul dan menyalakan kembang api di Amsterdam Selasa malam (26/1). “Tak kurang dari 30 orang ditangkap di kota pelabuhan Rotterdam karena vandalisme dan melanggar jam malam, tetapi tidak ada insiden serius,” kata polisi.

Setidaknya, ada 500 orang telah ditangkap setelah Belanda memberlakukan jam malam pertama sejak Perang Dunia II. Polisi menyebutnya kerusuhan di beberapa kota di Belanda adalah yang terburuk dalam empat dekade. Terakhir, kerusuhan besar terjadi pada 1980-an, ketika penggusuran gedung-gedung yang diduduki secara ilegal, memicu bentrokan dengan penghuni liar.

Kepala Polisi Belanda Henk van Essen mengutuk kekerasan tersebut. Baginya, kekerasan tidak ada hubungannya dengan hak untuk berdemonstrasi.

Baca juga : Tangani Dampak Perubahan Iklim, Jokowi Serukan Langkah Luar Biasa

Di Twitter, Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan, aksi itu sebagai tindakan kriminal yang harus dihentikan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.