Dark/Light Mode

Diungkap Bos FBI, Rusia Mau Recoki Pilpres AS 2020

Minggu, 28 April 2019 05:46 WIB
FBI Direktur FBI Christopher Wray. (Foto Alex Wong/Getty Image)
FBI Direktur FBI Christopher Wray. (Foto Alex Wong/Getty Image)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bos FBI mengungkap dugaan campur tangan Rusia dalam Pilpres Amerika Serikat (AS) yang akan di- gelar tahun depan. Cara merecokinya, Rusia akan gencar kampanye di media sosial, menyebarkan berita palsu alias hoaks dan propaganda lain. Tujuannya agar rakyat Negeri Paman Sam itu, terpecah belah.

Dugaan FBI ini diungkapkan Di- rektur FBI Christopher Wray, saat berbicara dalam forum Dewan Hu- bungan Internasional (CFR) di Was- hington DC, Jumat (26/4). Dilansir AFP, kemarin, Wray mengatakan, seperti pada Pemilu 2016, Rusia juga berusaha mempengaruhi pemilu sela AS pada 2018. Nah, dia meyakini, hal serupa juga akan dilakukan pada 2020.

“Apa yang terus berlanjut tanpa henti adalah penggunaan media sosial, berita palsu, propaganda, kepribadian palsu, dll untuk mendorong kita,” tuturnya.

Itu adalah upaya badan-badan intelijen Rusia untuk mengadu domba rakyat AS satu sama lain, menabur perpecahan, perselisihan dan merusak kepercayaan Amerika dalam demokrasi. Menurut Wray, ancaman itu tak hanya muncul saat pemilu. Tetapi, setiap hari.

Baca juga : TVRI Jajaki Kerja Sama Dengan Media Iran

“Ada banyak ancaman dalam 365 hari per tahun, dan ancaman tersebut benar-benar berlanjut. Kami melihat 2018 semacam gladi resik untuk pertunjukan besar pada 2020,” beber Wray.

Tetapi, meski Rusia berupaya mempengaruhi Pilpres 2016 dan pemilu sela 2018, Wray menegaskan, sama sekali tidak ada campur tangan terhadap infrastruktur Pemilu AS. Perusahaan-perusahaan media sosial telah mengambil langkah besar dalam menindak pelaku kejahatan. Dengan begitu, platform media sosial tidak disalahgunakan.

“Ada banyak kisah sukses dalam jangka menengah di mana beberapa perusahaan ini mengambil tindakan sendiri, menutup dan memulai akun,” tandasnya.

Sementara, Hakim Federal AS men- jatuhkan hukuman 18 bulan penjara kepada Maria Butina. Butina disebut sebagai agen Rusia yang dituduh menyusup dan ikut mempengaruhi kebijakan AS terhadap Moskow. Butina telah mengaku bersalah atas tuduhan konspirasi di pengadilan federal.

Baca juga : RI-Tatarstan Kembangkan Kerja Sama Halal Lifestyle

Butina adalah warga negara Rusia pertama yang dihukum karena keja- hatan yang berkaitan dengan Pemilu AS 2016. Dia dihukum meski menurut laporan Jaksa Robert Mueller, upaya Butina menyusup ke lingkaran Partai Republik terpisah dari kampanye Pemilu Rusia. Wanita berusia 30 tahun yang konsen pada hak-hak senjata ini telah dipenjara sejak penangkapannya pada Juli. Dia menerima sembilan bulan masa hukuman yang telah dijalaninya. Se- telah menjalani hukuman, dia akan dideportasi ke Rusia.

“Itu bukan kesalahpahaman sederhana oleh seorang pelajar asing yang terlalu bersemangat,” tegas Hakim Tanya Chutkan, dikutip dari CNN, kemarin.

Chutkan mengatakan, Butina yang belajar di America University, Was- hington terlibat dalam pekerjaan atas nama pejabat Rusia yang dinilai canggih dan berbahaya. “Tindakan itu canggih dan menem- bus jauh ke dalam organisasi politik,” kata Chutkan.

Dia mencatat bahwa tindakan Butina terjadi ketika Rusia secara aktif berusaha ikut campur dalam proses demokrasi AS. Butina berbicara selama lima menit di persidangan, Jumat (27/4) waktu setempat. Suaranya terkadang pecah, saat dia menyatakan penyesalan atas kejahatannya dan meminta pengampunan.

Baca juga : WNI Bisa Dapat Multiple Visa Korea Selatan 10 Tahun

“Aku sangat menyesali kejahatan ini. Saya datang ke AS bukan di bawah perintah tetapi dengan harapan membangun jembatan antara tanah air saya dan negara yang saya cintai,” ungkap dia.

Dia mengaku bersalah pada Desember atas tuduhan konspirasi untuk bertindak sebagai agen pejabat asing. Dia mengaku menggunakan kontaknya di lingkaran politik GOP, di National Rifle Association dan di National Prayer Breakfast untuk mempengaruhi hubungan AS dengan Rusia.[OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.