Dark/Light Mode

17 Ribu Rumah Runtuh

Wilayah Shanxi China Diterjang Banjir Parah, Jumlah Warga Terdampak Nyaris 2 Juta

Senin, 11 Oktober 2021 21:34 WIB
Upaya penyelamatan banjir terkendala hujan lebat dan berkepanjangan serta badai
Upaya penyelamatan banjir terkendala hujan lebat dan berkepanjangan serta badai

RM.id  Rakyat Merdeka - Lebih dari 1,76 juta warga China terdampak banjir parah di provinsi Shanxi, wilayah selatan Negeri Tirai Bambu.

Hujan deras pekan lalu menyebabkan rumah-rumah runtuh, hingga memicu tanah longsor di lebih dari 70 kabupaten dan kota di provinsi tersebut.

Banjir itu terjadi kurang dari 3 bulan setelah hujan ekstrem di Provinsi Henan, yang menewaskan lebih dari 300 orang.

Di provinsi tetangga Hebei, sebuah bus dilaporkan jatuh ke sungai yang banjir. Media pemerintah mengatakan, 3 orang tewas, dan 11 dari 51 penumpang hilang dalam musibah tersebut.

Baca juga : Muhammadiyah Gelontorkan Rp 354 M Bantu Warga Terdampak Covid-19

Shanxi, Badan Meteorologi China mengatakan, upaya penyelamatan dalam musibah ini terkendala hujan lebat dan berkepanjangan serta badai.

Shanxi merupakan rumah bagi sejumlah monumen kuno yang berisiko besar akibat curah hujan yang tinggi.

Xinhua menyebut, jumlah rumah yang runtuh mencapai 17 ribu. Sedangkan jumlah orang yang diungsikan tembus 120 ribu orang.

Sementara Global Times melaporkan, petugas polisi tewas akibat tanah longsor. Meskipun informasi tentang korban lainnya belum dirilis. "Banjir Shanxi sepertinya lebih buruk ketimbang banjir di Henan pada awal tahun ini," kata media pemerintah tersebut seperti dikutip BBC, Senin (11/10).

Baca juga : Kompak, Muhammadiyah Dan NU Minta Dana Kurban Dialihkan Untuk Warga Terdampak Covid-19

Ibu Kota Shanxi, Taiyuan, dilaporkan mengalami curah hujan rata-rata sekitar 185,6 mm pada minggu lalu. Jauh lebih tinggi dibanding curah hujan 25 mm pada periode Oktober antara tahun 1981 dan 2010.

"Tahun ini, debit Sungai Kuning sangat tinggi. Beberapa rumah di daerah pedesaan runtuh karena banjir. Namun, orang-orang direlokasi terlebih dahulu," kata seorang warga kepada Global Times.

Shanxi adalah provinsi penghasil batu bara utama di China. Akibat hujan, pemerintah terpaksa menghentikan operasi di tambang dan pabrik kimia.

Saat ini, China sudah menghadapi kekurangan energi yang menyebabkan pemadaman listrik. Pemerintah telah membatasi penggunaan listrik di pelabuhan dan pabrik.

Baca juga : Muhammadiyah: Shalat Idul Adha Di Lapangan/Masjid Ditiadakan, Nilai Agama Tak Berkurang

Pemerintah setempat mengatakan, kegiatan produksi di 60 tambang batu bara, 372 tambang non-batubara dan 14 pabrik kimia berbahaya di provinsi tersebut telah dihentikan.

Kegiatan operasi juga telah dihentikan di 27 tambang batu bara lainnya, pada 4 Oktober. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.