Dark/Light Mode

Mencontoh Kenegarawanan Sang Nabi SAW (2)

Sabtu, 8 Januari 2022 06:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Para pemuda dan pemudi Anshar dikawinkan dengan para pemuda dan pemudi Muhajirin. Akhirnya kedua kaum ini menjadi satu kesatuan utuh karena dipersatukan oleh anak dan cucu mereka yang blasteran Anshar-Muhajirin.

Beberapa kali Nabi tampil melerai ketegangan antar kabilah dan antar suku di kawasan Yatsrib dengan penuh kearifan. Mulai dari persoalan tanah, oase (wadi) yakni mata air di tengah padang pasir, sengketa perbatasan, sampai kepada pencurian atau pengambilalihan binatang ternak oleh para pihak.

Baca juga : Mencontoh Kenegarawanan Sang Nabi SAW (1)

Fanatisme suku yang sewaktu-waktu menimbulkan perang saudara di samping peperangan yang secara eksternal melawan kaum kafir Quraisy, diselesaikan Nabi dengan mengganti nama Yatsrib menjadi kota Madinah.

Yatsrib dalam salah satu teori diambil dari rumpun suku Atsiris di kawasan Mesir yang menyeberangi laut mati karena tidak tahan dengan kekejaman Fir’aun, sehingga mereka mendiami suatu wilayah tertentu dan diberi nama Yatsrib, yang mengesankan etnik pelarian, kemudian mencaplok tanah orang lain.

Baca juga : Sanksi Spiritual (2)

Nabi pilih nama Madinah, yang berarti kota atau tempat permanen (madany/sedentary), yang agak mirip artinya dengan hadharah (berperadaban). Dengan demikian, hilanglah nama Yastrib yang memiliki beban sejarah masa lampau yang amat berat dan sewaktu-waktu memicu konflik.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.