Dark/Light Mode

Jokowi Di Tengah Putin Dan Zelenskyy

Senin, 9 Mei 2022 08:59 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Jika pemerintah Joe Biden menggoyang-goyang G20 dan KTT di Indonesia diboikot sejumlah anggotanya, reputasi Presiden Jokowi tentu akan guncang juga. Lagipula, apakah benar Presiden Putin akan hadir? Jika perang di Ukraina terus berkobar, apalagi tambah besar, Putin kemungkinan enggan datang menghadiri KTT G20. Ia pasti sadar bagaimana ekspresi wajah para pemimpin G20 terhadap dirinya. Bagaimana pun, satu fakta tidak bisa dipungkiri: Perang Ukraina berawal dari serbuan tank-tank Rusia ke wilayah Ukraina pada 20 Februari 2022.            

Baca juga : Ekonomi Kapitalistis VS Ekonomi Kerakyatan

Seorang diplomat senior kita mengatakan kepada Penulis bahwa undangan Jokowi kepada Presiden Zelenskyy, walaupun baru secara lisan, adalah manuver yang keliru. Sekali lagi, G20 forum Kerjasama ekonomi internasional, bukan forum politik. Bisa saja pencitraan politik luar negeri menjadi tujuan pimpinan Kemlu kita dengan membisiki Presiden Jokowi melontarkan wacana undang Zalenskyy menghadiri KTT G20.            

Baca juga : Kenapa Keturunan PKI Tidak Boleh Masuk TNI?

Masalah perang di Ukraina memang kompleks, terkait masa lalu Ukraina yang dekat dengan pemerintahan Hitler. Berita santer mengatakan Zelenskyy sendiri sebetulnya masih keturunan Yahudi; keluarganya masih di Israel. Itulah sebabnya lobby Ukraina di Washington sangat kuat. Tapi sejauh ini pemerintah Joe Biden tidak punya “nyali” untuk membantu pemerintah Zelenskyy secara all-out. Pengalaman Amerika di Afghanistan menjadi pelajaran sangat pahit bagi pemerintah Biden. Perang di Afghanistan selama 10 tahun berakhir dengan kekalahan yang memalukan di pihak Amerika.

Baca juga : Gebrakan Andika Di Papua

Amerika dan Uni Soviet sama-sama babak-belur memerangi pasukan gerilya di Afghanistan. Pada masa kampanya calon presiden, Joe Biden sudah menyatakan tekadnya untuk mengakhiri kehadiran Amerika di Afghanistan, sekaligus mengecam politik luar negeri Presiden Donald Trump di Afghanistan. Disamping itu, resiko perang nuklir terbuka jika AS bersama sekutu-sekutunya membantu habis-habisan pemerintah Zelenskyy.            
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.