Dark/Light Mode

Fenomena Demo Kertas Putih

Senin, 5 Desember 2022 06:10 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

 Sebelumnya 
Dengan ditandatangani berita acara penyerahan Kerajaan Hastina kepada Kresna sebagai wakil Pandawa, maka tugas para dewa dan para sesepuh kerajaan sebagai saksi telah purna. Para dewa kembali ke khayangan. Dan para sesepuh masuk kedaton. Namun, Duryudana ingkar janji. Begitu para dewa dan sesepuh kerajaan pergi, surat perjanjian disobek. Duryudana dan Kurawa bersedia mengembalikan Kerajaan Hastina hanya melalui perang antara Pandawa dan Kurawa.

Baca juga : Rambut Putih Pilihan Rahwana

Prabu Kresna marah melihat Duryudana ingkar janji. Kresna tiwikrana mengubah dirinya menjadi raksasa sebesar gunung anakan dan ngamuk di Istana Hastina. Duryudana dan para Kurawa lari tunggang langgang menyelamatkan diri. Dewa Narada turun kembali arcapada untuk meredakan kemarahan Kresna. Akhirnya Kresna berubah wujud seperti sedia kala. Dan kelak kembalinya Kerajaan Hastina tetap melalui perang besar yaitu Baratayuda.

Baca juga : Srikandi Di Balik Suksesnya KTT G20

“Sabda ratu tidak boleh mencla-mencle, Mo. Ibarat tumpahnya tinta hitam di atas kertas putih,” celetuk Petruk, membuyarkan lamunan Romo Semar. “Betul, Tole. Ratu yang suka ingkar janji bukan saja merugikan dirinya sendiri, akan tetapi merusak tatanan alam semesta,” jawab Romo Semar pendek. “Tabiat dari hukum alam adalah perbaikan terhadap peradaban manusia. Pemimpin yang melawan kehendak alam akan dilindas oleh zaman. Itulah makna di balik demonstrasi kertas putih atau dlancang seto,” papar Semar. [Oye]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.