Dark/Light Mode

Moralitas Politik Dalam Islam (32)

Belajar Diplomasi Publik Dari Para Nabi-Nabi

Rabu, 7 Desember 2022 06:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Contoh lain, ketika Nabi Ibrahim ditanya oleh Raja Namrud: “Siapa yang menghancurkan berhala-berhala kami” lalu dengan diplomati Nabi Ibrahim menjawab: “Itu yang paling besar”, sambil menunjuk berhala paling besar yang dikalungi kampak, setelah sebelumnya berhala-berhala lain dihancurkan.

Nabi Ibrahim tidak berbohong karena yang ditunjuk memang adalah berhala paling besar, walaupun maksudnya bukan dia yang menghancurkan berhala-berhala itu.

Baca juga : Belajar Moral Politik dari Ratu Balqis (2)

Dalam kasus lain, Nabi Yusuf menundukkan saudara-saudaranya yang pernah berusaha mencelakakan dirinya ke dalam sumur, bukan dengan cara membalas dendam, ketika ia menjadi raja di Mesir, tetapi ia menguji mental saudara-saudaranya dengan cara menyembunyikan alat timbangan ke dalam karung gandum saudara-saudaranya.

Para saudaranya dihadapkan kembali kepada raja setelah ditemukan alat bukti di dalam karung. Nabi Yusuf bukan­nya menghukum saudara-saudaranya tetapi memaafkannya. Akhirnya saudara-saudaranya tertunduk malu dan menyesali seluruh perbuatan yang pernah dilakukan di masa lalu. Mereka berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan pernah mengulangi perbuatan yang memalukan itu.

Baca juga : Belajar Moral Politik Dari Ratu Balqis (1)

Nabi Muhammad SAW juga kaya dengan pengalaman diplomasi sebagai metode di dalam menggalang pengaruh dan mengembang misi suci, sebagaimana yang akan dibahas dalam artikel-artikel mendatang.■ 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.