Dark/Light Mode

Rekonsolidasi Strategi Kebudayaan Nasional (30)

Menyerasikan Bahasa Negara & Bahasa Agama

Rabu, 11 Januari 2023 06:28 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Pengguna kedua bahasa ini sesungguhnya sama. Yang menggunakan bahasa negara itu juga yang menggunakan bahasa agama. Demikian pula sebaliknya. Negara dan agama selama ini sama-sama ”memerebutkan” loyalitas penuh dari warga masyarakat. Negara dan agama juga masing-masing memiliki bahasa sendiri di dalam meraih loyalitas masyarakat.

Pengalaman hidup bermasyarakat dalam NKRI, kedua bahasa ini saling memperkuat satu sama lain, sehingga keduanya bisa meraih loyalitas penuh tanpa menimbulkan gesekan konseptual di dalam masyarakat. Meskipun pada awalnya memang pernah ada riak-riak di antara keduanya, tetapi berkat kematangan bernegara dan beragama maka riak-riak itu hilang dengan sendirinya.

Baca juga : Antara Politik Islam Dan Islam Politik

Kita berharap jangan ada lagi yang ”mengaduk” ketenangan ini yang bisa menimbulkan riak, gelombang, bahkan tsunami politik. Konsekwensi negara luas, besar, dan pluralistik tentu saja ialah desintegrasi nasional. Diharapkan sendi-sendi NKRI yang sudah merupakan bentuk final konsep kenegaraan Indonesia dipertahankan sampai akhir sejarah kemanusiaan bangsa Indonesia.

Banyak contoh menarik perkawinan antara bahasa negara dan bahasa agama melahirkan perstasi luar biasa. Misalnya, dalam tahun 1970-an, Presiden Soeharto tidak berhasil menurunkan laju pertumbuhan penduduk, meskipun dibentuk Badan setingkat Kementerian dengan dukungan anggaran yang amat besar, yaitu BKKBN, karena hanya menggunakan bahasa negara.

Baca juga : Negara Dan Aliran Sesat

Program ini banyak men­imbulkan kontroversi di dalam masyarakat karena secara vulgar dinyatakan untuk mengurangi angka kelahiran, sementara faham keagamaan menganjurkan untuk memi­liki sebanyak mungkin keturunan dan rezki mereka sudah dijamin oleh Tuhan. Akibatnya program mercuasuar ini terancam gagal. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.