Dark/Light Mode

Renungan Spiritual Bulan Rajab (6)

Memahami Cara Kerja Takdir

Selasa, 7 Februari 2023 06:27 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Umar pernah menjelaskan perbedaan antara qadha dan qadr, ketika menjawab pertanyaan Abu Ubaidah Bin Al-Jarrah mengenai merebaknya salah satu jenis epidemi di negeri Syam (Syria), Apakah khalifah akan lari daripada takdir Allah? Jawab Umar: Saya lari dari takdir Allah kepada takdir-Nya yang lain; yaitu lari dari dampak epidemi kepada takdir sehat dan selamat.

Begitu juga jika seseorang yang berpindah dari bumi yang menghadapi kemarau kepada bumi yang subur untuk memelihara ternakannya, maka perpindahannya itu berarti bertukar dari satu takdir kepada takdir yang lain. Dengan kata lain, tidak ada yang bisa mengubah takdir selain takdir.

Baca juga : Anak Tangga Menuju Tuhan

Takdir yang bisa diartikan sebagai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT yang akan terjadi pada makhluknya. Pada akhirnya penetapan arti takdir kembali ke sistem teologi yang dianut oleh seseorang. Ada mazhab yang berpendapat taqdir tidak bisa diubah, seperti kata mazhab Asy’ari pada umumnya dan mazhab lain mengatakan bisa diubah, seperti kata mazhab mu’tazilah.

Bagi kita, yang penting berusaha semaksimal mungkin, berdoa seikhlas mungkin, kemudian tawakkal sekuat mungkin.

Baca juga : Bersahabat Dengan ’Uzlah

"Manusia tidak boleh mengandalkan angan-angannya untuk menjangkau kehendak dan cita-citanya. Sebab, setelah ikhtiar, manusia akan dihadapkan kepada kenyataan yang sebenarnya. Itulah takdir Allah. Kemuliaan ibadah seorang hamba adalah pada keadaan akhir, ketika ia dengan ikhlas menerima ketentuan Allah SWT. Demikian juga halnya dengan rezeki yang telah ditentukan pembagiannya oleh Allah". (Ibn Athaillah).

Pernyataan di atas mengingatkan kita tentang misteri takdir. Takdir sesungguhnya bisa diurai menjadi dua komponen, yaitu qadha dan qadar. Dari segi bahasa, qadha berarti hukum, ciptaan, kepastian, dan penjelasan; kemudian membentuk arti memutuskan, memisahkan, menentukan sesuatu, mengukuhkan, menjalankan dan menyelesaikan.

Baca juga : Mengontrol Egoisme Spiritual

Sedangkan qadar berasal dari akar kata qadara-yaqdaru-qadaran, dan adakalanya huruf daal-nya disukunkan (qadran), mengandung arti akhir atau puncak segala sesuatu. Dinyatakan: Qadruhu kadza, yaitu akhirnya. Dari akar kata ini juga melahirkan kata taqdir yang berarti ketentuan Allah. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.