Dark/Light Mode

Papua Membara

Kamis, 22 Agustus 2019 07:00 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Peristiwa ini yang memicu kemarahan massa ormas, kemudian mengepung dan mencaci-maki penghuni asrama dengan kata-kata rasis.

- Jumat 16 Agustus 2019 polisi mendatangi asrama dan memerintahkan semua penghuni untuk keluar dari asrama.

Karena permintaan ditolak, polisi menyerbu asrama dan membuka secara paksa kunci gembok dan menyemburkan gas air-mata.

Baca juga : NKRI Bersyariah, Tolak !

Semua penghuni asrama dibawa ke Markas Kepolisian Kota Besar Surabaya. Pihak pengacara menuding 43 mahasiswa ditahan dan diinterogasi; tapi polisi berkilah para mahasiswa bukan ditahan melainkan “diamankan” dari kemungkinan serbuan massa dari beberapa ormas.

- Sabtu malam, 17 Agustus 2019 ke-43 mahasiswa Papua sudah dipulangkan ke asrama mereka.

- Senin 19 Agustus 2019 terjadi aksi unjuk-rasa massal di Manokwari memprotes “penangkapan” 43 rekan mereka yang ditahan polisi di Surabaya.

Baca juga : Keamanan Papua Bukan Tanggung Jawab TNI Saja!

Aksi demo merembet ke aksi pembakaran gedung DPRD Papua Barat dan kantor Gubernur di Manokwari.

- Selasa 20 Agustus dari Manokwari “gejolak Papua” merambat ke Sorong: Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sorong dibakar dan dijebol narapidana setelah terjadi aksi demonstrasi massal di luar lapas sehari sebelumnya.

Sekitar 250 narapidana melarikan diri. Menkumham kemudian mengatakan sebagian napi yang lari berhasil ditangkap kembali.

Baca juga : Habis Caci Maki, Terbit Mimpi Kursi

- Pada tanggal 19 Agustus 2019 aksi unjuk-rasa besar-besaran juga pecah di Jayapura. Seorang petugas kepolisian tertembak.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.