Dark/Light Mode

Renungan Spiritual Bulan Sya’ban (10)

Mengeliminir Keserakahan (1)

Minggu, 12 Maret 2023 06:14 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Meskipun buku ini ditentang kaum konservatif dan menyebut buku ini sebagai “the unplanned and uncoordinated mass action” tetapi gagasannya tetap tak terbendung.

Ekonomi pasar bebas yang lahir dari cara pandang kapital isme dianggap pengeritiknya sebagai pembunuh berdarah dingin. Tak terhitung jumlah kematian akibat kelaparan yang ditimbulkan oleh sistem ini. Ekonomi pasar bebas yang lahir dari cara pandang kapi talisme dianggap sebagai pembunuh berdarah dingin.

Baca juga : Fenomena Diaspora Muslim (2)

Tak terhitung jumlah kematian akibat kelaparan yang ditimbul kan oleh sistem ini. Ada yang menyejajarkan ekonomi pasar bebas dengan faham radikalisme yang melahirkan teroris. Para teroris memang kejam membunuh orang tak berdosa tetapi jumlah korbannya kongkrit dan terukur.

Ekonomi pasar bebas korbannya lebih masif dan tak terukur. Energi lebih kuat di balik fenomena pasar bebas ialah semangat untuk memiliki, menguasai, dan memonopoli. Ujung dari pasar bebas tidak lain adalah keserakahan.

Baca juga : Fenomena Diaspora Muslim

Ironisnya sistem kapitalisme seakan menjadi motor paling kuat di dalam menjalankan roda pembangunan di berbagai negara termasuk di negeri kita selama beberapa dasawarsa terakhir. Seolah-olah pemerintah tak berdaya menghindar dari jaringan system ini. Akibatnya, perubahan nilainilai sosial ekonomi di dalam masyarakat kita semakin cepat dan jauh meninggalkan tradisi luhur dan kearifan lokal kita.

Tentu kita tidak tepat meratapi sebuah hasil pemikiran tetapi selalu ada peluang untuk melakukan revisi dan perbaikan dari padanya. Apa, bagaimana, dan dari mana kita memu lainya, menjadi pekerjaan rumah penting bagi semua para ekonom, politisi, dan agamawan. (Bersambung)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.