Dark/Light Mode

Menggagas Fikih Siyasah Indonesia (38)

Memperkenalkan Proses Tadarruj

Minggu, 2 Juli 2023 05:40 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Salah satu gagasan cerdas yang diperkenalkan Islam ialah politik tadarruj, yaitu proses evolusi secara bertahap dengan mempertimbangkan kondisi obyektif di dalam masyarakat.

Meskipun Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, tetapi tidak menurunkan Al-Qur’an yang berisi hukum dan tuntunan di dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, berbangsa, dan bernegara secara serentak.

Seolah-olah Tuhan mengingatkan kita bahwa tidak manusiawi sebuah gagasan perubahan sosial mendasar dilakukan secara revolusioner atau serentak.

Sistematisasi Al-Qur’an yang turun bertahap sampai 23 tahun mengisyaratkan adanya unsur professional di dalam mendekati masyarakat manusia.

Baca juga : Memperkenalkan Konsep Guluw

Ayat-ayat yang turun di bagian awal dalam periode Mekkah berisi doktrin tauhid.

Disusul ayat-ayat yang turun di Madinah, yang berisi ajaran Syari’ah dan social kemasyarakatan.

Islam melestarikan tradisi positif dan menerima perubahan yang lebih produktif.

Islam tidak dilahirkan di dalam ruang yang hampa budaya dan peradaban. Islam lahir di dalam sebuah dunia yang sudah sarat dengan budaya dan peradaban.

Baca juga : Mengedepankan Kalimatun Sawa

Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran Islam tidak pernah mengklaim sebagai perintis budaya dan peradaban yang sama sekali baru. Ia bahkan dengan tawadhu dikatakan dalam hadisnya:

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia” (innama bu’itstu li utammim makarim al-akhlaq). Ia tidak pernah menolak budaya dan peradaban dari luar. Ia juga tidak pernah mematenkan budaya dan peradabannya yang yang dirasa positif untuk kemanusiaan.

Ia menyerukan untuk mengejar pengetahuan walau sampai ke tanah China (utulub al-‘ilm wa lau bis Shin). Ia juga mengatakan: “Hikmah (peradaban) adalah milik umat Islam, ambillah di mana pun kalian temukan (al-hikmah dhalah al-mu’min fahaitsu wajadaha fa huwa ahaq biha)".

Al-Qur’an juga sejak awal menyerukan pentingnya memelihara kontinutas budaya dan peradaban. Segala sesuatu yang positif pada umat-umat terdahulu harus dilestarikan, karena dengan tegas dikatakan:

Baca juga : Mengeliminir Ketegangan Isu Mayoritas-Minoritas

"Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya" (la nufarriq baina ahadin min rusulih). (Q.S. Al-Baqarah/2:285).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.