Dark/Light Mode
- Elnusa Petrofin Salurkan 10.872 Paket Sembako ke Masyarakat di Seluruh Indonesia
- Thomas Tuchel Merasa Belum Pantas Menyanyikan Lagu Kebangsaan Inggris
- Thibaut Courtois Mau Buka-bukan Soal Kasusnya Di Timnas Belgia
- Lagi Fokus Keluar Zona Degradasi, PSS Sleman Malah Dapat Kabar Buruk
- Ketua DEN : Deregulasi untuk Efisiensi Ekonomi dan Percepatan Investasi
Menggagas Fikih Siyasah Indonesia (38)
Memperkenalkan Proses Tadarruj

Tausiah Politik
RM.id Rakyat Merdeka - Salah satu gagasan cerdas yang diperkenalkan Islam ialah politik tadarruj, yaitu proses evolusi secara bertahap dengan mempertimbangkan kondisi obyektif di dalam masyarakat.
Meskipun Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, tetapi tidak menurunkan Al-Qur’an yang berisi hukum dan tuntunan di dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, berbangsa, dan bernegara secara serentak.
Seolah-olah Tuhan mengingatkan kita bahwa tidak manusiawi sebuah gagasan perubahan sosial mendasar dilakukan secara revolusioner atau serentak.
Sistematisasi Al-Qur’an yang turun bertahap sampai 23 tahun mengisyaratkan adanya unsur professional di dalam mendekati masyarakat manusia.
Baca juga : Memperkenalkan Konsep Guluw
Ayat-ayat yang turun di bagian awal dalam periode Mekkah berisi doktrin tauhid.
Disusul ayat-ayat yang turun di Madinah, yang berisi ajaran Syari’ah dan social kemasyarakatan.
Islam melestarikan tradisi positif dan menerima perubahan yang lebih produktif.
Islam tidak dilahirkan di dalam ruang yang hampa budaya dan peradaban. Islam lahir di dalam sebuah dunia yang sudah sarat dengan budaya dan peradaban.
Baca juga : Mengedepankan Kalimatun Sawa
Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran Islam tidak pernah mengklaim sebagai perintis budaya dan peradaban yang sama sekali baru. Ia bahkan dengan tawadhu dikatakan dalam hadisnya:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia” (innama bu’itstu li utammim makarim al-akhlaq). Ia tidak pernah menolak budaya dan peradaban dari luar. Ia juga tidak pernah mematenkan budaya dan peradabannya yang yang dirasa positif untuk kemanusiaan.
Ia menyerukan untuk mengejar pengetahuan walau sampai ke tanah China (utulub al-‘ilm wa lau bis Shin). Ia juga mengatakan: “Hikmah (peradaban) adalah milik umat Islam, ambillah di mana pun kalian temukan (al-hikmah dhalah al-mu’min fahaitsu wajadaha fa huwa ahaq biha)".
Al-Qur’an juga sejak awal menyerukan pentingnya memelihara kontinutas budaya dan peradaban. Segala sesuatu yang positif pada umat-umat terdahulu harus dilestarikan, karena dengan tegas dikatakan:
Baca juga : Mengeliminir Ketegangan Isu Mayoritas-Minoritas
"Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya" (la nufarriq baina ahadin min rusulih). (Q.S. Al-Baqarah/2:285).
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.