Dark/Light Mode
Menggagas Fikih Siyasah Indonesia (61)
Berkomunikasi Dengan Bahasa Santun
Sebelumnya
Jika petunjuk dan isyarat Al-Qur’an ini diindahkan oleh kita semua, baik sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga bangsa, maka ketenangan dan ketenteraman serta kenyamanan dalam hidup kita akan terasa. Akan tetapi jika sebaliknya, semua orang sudah terbiasa dengan bahasa yang tidak santun, bahkan cenderung kasar, men-justice, menghakimi, kurang ajar, menghina, dan menfitnah, maka atmosfir kehidupan bermasyarakat akan terasa sumpek dan membosankan. Seolah-olah tidak ada lagi space yang tenang bagi kita, karena di mana-mana sudah terjangkau dengan alat komunikasi.
Di sini perlunya pengaturan bahasa di dalam kehidupan masyarakat yang berbasis teknologi.
Baca juga : Mengedepankan Dialog Dan Musyawarah
Sungguh sangat menyedihkan, katanya kita sebagai bangsa yang beragama, bangsa yang santun, bangsa yang beradab, akan tetapi bahasa komunikasi kita sedemikian kasarnya, sedemikian menyakitkannya, dan sedemikian fulgarnya. Seolah-olah kita sudah kehilangan kosa kata santun, beradab, indah, dan bijaksana. Kosa kata kasar jauh lebih laris daripada kosa kata santun.
Apa yang salah di dalam masyarakat kita? Mengapa negeri yang mayoritas beragama Islam, yang di dalam ayat-ayat Al-Qur’an sedemikian rigit memberikan tuntunan berbahasa tetapi tidak diindahkan. Kita perlu beristighfar!
Baca juga : Meredam Ego Spiritual
Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Senin, 31 Juli 2023 dengan judul "Menggagas Fikih Siyasah Indonesia (61), Berkomunikasi Dengan Bahasa Santun"
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.