Dark/Light Mode

Antara Jet Tempur Dan Subsidi Pupuk

Jumat, 18 Agustus 2023 06:50 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Apakah dengan demikian anggaran untuk membeli 12 jet tempur bekas dari Qatar tidak masalah di Kementerian Keuangan?

Jet tempur buatan Prancis serupa dulu pernah ditolak oleh Juwono Sudarsono Ketika Pak Juwono menjabat Menteri Pertahanan. Alasannya, biaya reparasinya besar; maklum ini kan pesawat bekas.

Baca juga : Beda Antara Kritik Dan Hina

Ada juga seorang Menhan lain yang pernah “kejeblos”: membeli sejumlah unit tank raksasa Leopard ex. Jerman (tapi yang dibeli dari Ukraina) yang memiliki spesifikasi: Panjang 9,67 meter, lebar 7 meter dan tinggi 2,48 meter. Ini tank raksasa! Dibuat untuk dipakai di medan tempur luas: seperti pada perang Dunia II antara Soviet dan Jerman. Lah, di Indonesia, mau dipakai di mana? Seorang mantan Kepala Staf Angkatan Darat bercerita kepada saya: untuk mengeluarkan tank Leopard (di Bandung) saja ke jalan raya dan diangkat ke truk dibutuhkan dana milaran rupiah!!! Susah setengah mati.

Alhasil, sejak dibeli, Leopard praktis tidak pernah dipakai, sedang dana yang dipakai miliaran rupiah!

Baca juga : Kontroversi OTT Kepala Basarnas

Jika Kemhan memiliki anggaran jumbo dengan alasan Indonesia perlu memiliki sekian banyak alutsista canggih untuk menjaga seluruh wilayah RI yang begitu luas (ditambah lagi menjaga pertahanan sekeliling IKN), siapa sesungguhnya ancaman Indonesia saat ini dan ke depan? Seorang perwira tinggi berbintang 4 lainnya bertanya: pesawat-pesawat tempur sekarang bisa “diganti” dengan pesawat-pesawat drone militer yang juga semakin canggih dengan harga jauh lebih murah. Lihat misalnya perang Rusia versus Ukraina, pesawat drone yang paling banyak dipakai.

Para petinggi kita rupanya lupa Sila ke-5 Pancasila yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Rakyat kecil, khususnya petani, nelayan, dan buruh kecil. Kesejahteraan rakyat kecil harus ditingkatkan terus; padahal kesenjangan antara si kaya dan si miskin, de facto, makin menganga dan menganga.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.