Dark/Light Mode
Teologi Lingkungan Hidup (58)
Belajar dari Kosmologi Budha (2)
RM.id Rakyat Merdeka - Konsep kosmologi agama Budha formatnya tidak berbeda jauh berbeda dengan agama-agama lain, khususnya agama-agama yang berada di bawah Abarahamic Religion, seperti Yahudi, Kristen, dan Islam, termasuk agama Hindu. Kosmologi agama Budha Dalam kitab Sutta Pitaka, Udana VIII dijelaskan bahwa keutuhan realitas dalam bahasa Pali adalah Atthi Ajatam Abhutam Akatam Asamkhatam, subyek yang dipersepsikan sebagai Tuhan sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak dijelmakan, tidak diciptakan, tetapi keberadaanya maha mutlak.
Kemahaesaannya tanpa “aku” (anatta), tidak dapat dipersonifikasikan, dan tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun. Keberadaannya tidak berkondisi (asankhata). Berbeda dengan makhluk seperti manusia berkondisi (sankhata).
Manusia yang berusaha untuk mencapai puncak kebebasan dari lingkaran hidup yang penuh kesesnaraan (samsara), harus aktif menjalankan meditasi, yaitu perenungan suci atau kontemplasi terhadap hakekat alam semesta.
Baca juga : Belajar dari Kosmologi Budha (1)
Dalam kitab suci Tipitaka dijelaskan bahwa ketuhaanan dan asal-usul alam semesta dan manusia serta penyelamatan diri manusia lebih bersifat non-theistic, yaitu tidak menekankan keberadaan Tuhan sang pencipta atau bergantung kepada-Nya tetapi bagaimana mengejahwentahkan sifat-sifat buddhisme.
Budha Gautama sendiri juga tidak dilukiskan sebagai Tuhan tetapi sebagai pembimbing atau guru yang menunjukkan jalan menuju nirwana. Budha Gautama sendiri jarang menyebut kata Tuhan tetapi lebih menekankan pentingnya kesucian prilaku di dalam menjalani kehidupan.
Kesucian perilaku dalam agama Budha diukur seberapa dekat seseorang menjalani kehidupan harmonis dengan alam semesta. Bagi agama Budha sesungguhnya tidak diperkenalkan adanya benda mati. Semua memiliki “kekuatan” hidup dan menghidupkan.
Baca juga : Belajar dari Kosmologi Hindu (4)
Dengan demikian segala sesuatu memiliki kecerdasan dan emosi. Karena itu, persahabatan dengan alam semesta dalam agama Budha menjadi amat penting.
Mungkin dari segi ini kalangan ahli perbandingan agama ada yang melihat agama Budha lebih menonjol sebagai ajaran moral belaka. Bahkan sejumlah khutbah Budha Gautama cenderung penyembahan kepada banyak Tuhan atau dewa-dewi membebani kebebasan manusia, meskpun pada sisi lain ia masih memberikan pengakuan terhadap Brahma sebagai Tuhan.
Budha Gautama pernah menyatakan bahwa biarkan Tuhan menjadi pencipta segala sesuatu, tetapi manusia harus memelihara kesucian ciptaan Tuhan. Kesempurnaan kesucian itulah inti ketuhanan dan kesucian itu harus ada pada setiap manusia.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.