Dark/Light Mode

Menggapai Kesejukan Beragama (24)

Mengaktifkan Fungsi Kritis Agama (1)

Selasa, 15 Oktober 2019 07:59 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Salah satu hal yang sangat penting dari agama ialah fungsi kontrolnya terhadap individu dan masyarakat, termasuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jika fungsi agama melemah di dalam masyarakat, maka akan terjadi peroblem sosial yang menurunkan martabat kemanusiaan.

Siapapun yang terpilih sebagai pemimpin bangsa fungsi agama jangan sampai terjadi pendangkalan dan deprivasi nilai ajaran agama.

Citra agama yang tercermin di dalam masyarakat dalam dekade terakhir ini seringkali menampilkan sesuatu yang paradoksial.

Baca juga : Jangan Mengusik Kerukunan Umat (2)

Di satu sisi agama diharapkan menjadi penyejuk kehidupan tetapi dalam suatu kenyataan atas nama agama darah manusia yang tak berdosa mengalir.

Agama seharusnya menawarkan kedamaian tetapi dalam suatu kenyataan agama menjadi pemicu konflik, bahkan konflik agama bisa lebih dahsyat daripada konflik primordial lainnya.

Dikotomi antara agama dan realitas kehidupan begitu nyatanya. Agama di satu sisi terkesan begitu dogmatis, membatasi, seolah berorientasi masa lampau, konservatif, terkesan statis/kaku, tekstual.

Pendekatannya lebih bersifat kualitatif dan deduktif; sementara realitas sosial begitu rasional, membebaskan, berorientasi masa depan, liberal, dinamis/mobile, canggih, kontekstual, pendekatannya lebih bersifat kuantitatif dan induktif.

Baca juga : Jangan Mengusik Kerukunan Umat (1)

Ini semua mengesankan adanya jarak antara agama dan pemeluknya. Citra paradoks dan dikotomi keberadaan agama di dalam masyarakat terkait dengan banyak faktor.

Baik faktor internal di dalam agama itu sendiri maupun faktor eksternal.

Pencitraan negatif terhadap agama di dalam realitas kehidupan pada umumnya dipicu oleh berbagai kepentingan jangka pendek orang-orang tertentu, yang mengklaim kepentingannya sebagai bagian dari perjuangan agama.

Agama diseret terlalu jauh untuk memberikan legitimasi dan justifikasi terhadap suatu kepentingan.

Baca juga : Jangan Ada Yang Membakar Emosi Umat (2)

Fungsi kritik agama terkadang ditumpangi oleh kelompok oposisi untuk melemahkan sendi-sendi pemerintahan, fungsi agama sebagai motivator lebih banyak disuarakan kelompok penguasa untuk memudahkan pencapaian program-programnya.

Mungkin para pebisnis dan kelompok-kelompok profesi lainnya juga tidak mau ketinggalan untuk memanfaatkan kekuatan peran agama guna mencapai tujuan mereka, dengan cara mengutip bagian-bagian kitab suci tertentu.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.