Dark/Light Mode

Teologi Lingkungan Hidup (115)

Resakralisasi Alam Semesta: Mengembalikan Kesakralan Alam Semesta

Minggu, 21 Januari 2024 05:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Seiring dengan temuan baru para ilmuan modern bahwa ternyata alam ini sesuatu yang hidup dalam arti memiliki ke­kuatan energi khusus dan energi-energi itu saling berhubungan satu sama lain. Pada saat bersamaan manusia juga semakin memiliki kemampuan untuk menjalin komunikasi interaktif secara rasional dan emosional dengan alam semesta, maka dengan sendirinya tidak ada cara lain kecuali memperbaiki hubungan manusia dengan alam semesta yang pada akhirnya juga berhubungan dengan Tuhan yang sejak dahulu dipersepsikan sebagai pencipta atau mani­festasi keberadaan diri-Nya.

Baca juga : Resakralisasi Alam Semesta: Awal Desakralisasi Alam Semesta (2)

Manusia dan alam semesta seharusnya memang dianggap sebagai satu komunitas yang memiliki hubungan integral satu sama lain. Sekalipun manusia sebagai khalifah tetapi tetap harus memperlakukan alam semesta sebagai bagian dari dirinya yang juga harus menjadi obyek sekaligus subyek. Manusia dan alam semesta saling melengkapi dan masing-masing mempunyai fungsi komplementer satau sama lain.

Baca juga : Resakralisasi Alam Semesta: Awal Desakralisasi Alam Semesta (1)

Dalam Islam sejalan ­dengan tradisi kepercayaan banyak ­agama, menganggap alam semesta ini bukan semata-mata sebagai obyek, tetapi juga se­bagai subyek untuk mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan. Se­bagaimana halnya manusia, alam semesta ini juga adalah ­makhluk Tuhan yang mem­punyai ­unsur-unsur sakral. Bahkan pada sejumlah tempat dan waktu dinyatakan dalam Al-Qur’an sebagai obyek sakral. Sebagai contoh, Al-Qur’an menunjukkan dan menyatakan adanya tempat-tempat yang lebih sakral dan manusia harus respek dan hormat terhadapnya. Sebagai contoh, ka’bah di ­Mekkah ­dinyatakan sebagai tempat suci dan sakral sebagaimana dinyatakan dalam ayat: Se­sungguhnya rumah yang mula-mula di­bangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (Q.S. Alo ‘Imran/3:96), dan ayat: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat (Q.S. al-Isra’/17:1).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.