Dark/Light Mode

Meraih Berkah Bulan Sya`ban (9)

Meningkat Dari Syukur Dan Syakur

Rabu, 21 Februari 2024 05:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Memuji sosok figure hanya di mulut tetapi tidak di hati disebut Tamaddah. Memuji seseorang sama di mulut dan di hatinya disebut tahmid. Me­muji seseorang disertai pemberian dan pengorbanan disebut syukur. Memuji sosok figur di hati sama dengan di mulut dan disertai dengan pengor­banan dan pengorbanannya itu tidak diketahui oleh siapapun, ibaratnya dalam hadis: “Menyum­bang tangan kanannya tidak diketahui doleh tangan kirinya”, maka itulah yang disebut syakur.

Baca juga : Meningkat Dari Tahmid ke Syukur

Menjalani tahmid dan syukur tidak terlalu berat tetapi menjalani syakur itulah yang luar biasa. Ada tiga tingkatan syukur yang sering difahami secara rancu. Pertama tahmid, yaitu mengucapkan lafaz al-hamdulillah, saat kita memperoleh keberuntungan. Kedua, syukur, yaitu menyandarkan segala nikmat itu kepada Sang Pemberi Nikmat, yaitu Allah SWT dengan sikap rendah diri. Seseorang baru disebut bersyukur manakala memberikan hak-hak orang lain dari harta yang Allah berikan kepada kita. Misalnya gaji dan pendapatan lain yang kita peroleh sebulan dikeluarkan minimum 2,5 persen ke[ada para mustahiq sebagai bagian dari zakat dan shadaqah kita. Inilah yang disebutkan di dalam Al-Qur’an: “Dan (ingat­lah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.S. Ibrahim/14:7).

Baca juga : Meningkat Dari Shabir ke Mashabir Dan Shabur

Ketiga, syakur, yaitu orang-orang yang tidak hanya mensyukuri kenikmatan, kebahagiaan, dan keberuntungan, tetapi juga mensyukuri segala bentuk musibah, pen­deritaan, malapetaka, dan kekecewaan yang melanda dirinya. Segala bentuk penderitaan dan kemalangan dianggapnya seba­gai “surat cinta” Tuhan. ­Sekian ­lama ia dipanggil Tuhan ­dengan kenikmatan dan kebahagiaan tetapi tidak menya­darinya, bahkan terkadang mabuk dengan kemewahan dan kenikmatan hidup. Nama Tuhan yang disebut ketika dalam keadaan bahagia dan senang tidak seakrab dan sedalam ketika di dalam ­suasana kepedihan dan penderitaan. Tahmid dan syukur banyak dilakukan orang, lebih banyak lagi yang tidak bertahmid dan tidak bersyukur. Syakur amat terbatas orang yang bisa sampai ke sana. Allah SWT juga menyatakan: “Dan sedikit sekali dari ­hamba-hamba Ku yang berterima kasih. (Q.S. Saba’/34:13).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.