Dark/Light Mode

Meraih Berkah Bulan Sya`ban (4)

Meningkat Dari Taib ke Tawwab (2)

Jumat, 16 Februari 2024 05:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Al-Qusyairi dalam Risalah-nya, membagi taubat itu kepada terbagi atas tiga macam, yaitu 1) Taubat dari segala kesalahan dan dosa, inilah taubatnya masyarakat awam. 2) Taubat dari kelalaian dari ingat kepada Allah, inilah taubatnya orang khawas. 3) Taubat dari penglihatan terhadap segala kebai­kan, inilah taubatnya orang khawas al-khawas. Orang yang taubat karena takut siksaan disebut taubat. Orang yang taubat karena ingin meraih pahala, disebut inabah, dan orang yang taubat bukan karena takut neraka atau mengejar pahala, tapi hanya semata-mata karena menuruti perintah disebut aubah.

Baca juga : Meningkat Dari Taib Ke Tawwab (1)

Syekh Muhammad bin Abi Bakar bin Abd Kadir Syam­suddin al-Razi (660 H) dalam karyanya Haqaiq al-Haqaiq, membagi taubat itu kepada dua bagian besar, yaitu: Pertama, taubat masyarakat awam, yaitu kembali dari segala kemak­siatan menuju kepada ketaatan dengan cara meninggalkan (pengaruh dan keterikatan) dunia dan mencari kehidupan akhirat. Kedua, taubat khawas, yaitu kembali dari mencari akhirat dan kenikmatan surga menuju pada ibadah kepada Allah hanya semata karena zat-Nya yang Maha Suci, bukan karena mencari pahala dan bukan pula karena takut akan siksaan. Oleh karena itu, taubatnya masyarakat awam justru sebagai sebuah dosa bagi kalangan orang khawas, sebagaimana dalam hadis: “Kebaikan orang-orang saleh merupakan kejahatan orang-orang muqarrabin.”

Baca juga : Meningkat Dari Istighfar Ke Taubat

Kemudian al-Khawas ia bagi dua lagi, yaitu al-‘Arifun dan al-Muqarrabun. Al-Muqarrabun adalah Khawas al-khawas. Hubungan antara al-‘arifun dengan al-muqarrabun, adalah sama dengan hubungan seorang pemula dalam menempuh jalan kegiatan suluk dengan orang yang sudah sampai pada tingkat “ma’rifah”.

Baca juga : Membangun Pangkalan Pendaratan Ramadhan

Taubat pada bagian pertama di atas merupakan tanjakan awal dalam menempuh jalan menuju Allah dan maqam (tahapan) awal dalam mencari ridha Allah. Sesungguhnya Allah selalu mendorong manusia agar segera bertaubat. Dalam firman-Nya disebutkan: “Jika Allah mencintai seorang hamba, maka dosa itu tidak akan memberi mudarat pada dirinya.” Lalu kemudian beliau membaca ayat tersebut (Q.S. Al-Baqarah:222). Maksudnya, Allah memberi taufik kepadanya untuk bertaubat dan Allah menerima taubatnya, maka dosa yang pernah dilakukan sebelum taubat itu, tidak ada lagi melekat pada dirinya. Nabi SAW. juga selalu memotivasi untuk segera bertaubat, sebagaimana dalam sabdanya: “Orang yang bertaubat seperti orang yang tak berdosa”. Dalam hadis lain dikatakan: “Tak ada sesuatu pun yang lebih dicintai Allah, dari pada seorang pemuda yang bertaubat.” Bahkan salah satuhadin Nabi pernah bersabda:
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.