Dark/Light Mode

Meraih Berkah Bulan Sya`ban (3)

Meningkat Dari Taib Ke Tawwab (1)

Kamis, 15 Februari 2024 05:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Kata taib dan tawwab (orang yang bertobat) berasal dari akar kata taba-yatubu  artinya kembali, yaitu kembali kejalan yang benar setelah menempuh jalan meyimpang. Beberapa kata yang sinonim  secara harfiah tetapi kemudian berbeda dalam peristilahan, seperti raja’a berarti kembali ke jalan atau ke tempat semula, seperti kata Tuhan innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kata radda yang kemudian membentuk kata murtad berarti ditolak, yakni setelah seseorang bermohon untuk kembali tetapi ditolak oleh perbuatannya sendiri.

Baca juga : Meningkat Dari Istighfar Ke Taubat

Di sinilah letak perbedaan antara taubat dengan istighfar. Taubat menuntut tindak lanjut lebih jauh sedangkan istigfar lebih merupakan ungkapan spontanitas seorang hamba yang baru saja menyadari kekhilafannya dengan mengucapkan kalimat istgfar, misalnya Astagfirullahal ’adhim. Sedangkan taubat lebih dari sekedar itu, menghendaki tindak lanjut yang boleh jadi amat berat dilaksanakan para pelakunya. Secara terminologi, taubat biasa diartikan kembali dari sikap, perbuatan, dan perbuatan yang tercela menuju kepada yang terpuji.

Baca juga : Membangun Pangkalan Pendaratan Ramadhan

Taib  adalah betuk ism fa’il dari kata taba berarti orang-orang yang kembali menyadari kesalahannya dengan melakukan persyaratan taubat. Dalam kitab Hadâiq al-Haqâiq karya Muhammad bin Abi Bakar bin Abd Kadir Syamsuddin Al-Razi (W. 660 H), disebutkan persyaratan taubat bukan sekedar mengucapkan kalimat istifar tetapi juga harus meninggalkan perbutan dosa dan maksiyat, mengganti perbuatan itu dengan perbuatan baik, menyesali diri dengan perbuatan dosa dan maksiyat itu, berikrar untuk tidak akan pernah mengulangi lagi perbuatan tercelah itu.

Baca juga : Menjadi Pencinta Sejati Alam Semesta

Selain persyaratan tersebut, Imam al-Gazali dalam kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din menambahkan dengan mengembalikan semua barang orang yang pernah diambil, meminta maaf kepada orang yang pernah difitnah atau dibicarakan aibnya, menghancurkan daging dan lemak yang tumbuh dalam dirinya yang berasal dari sumber yang haram dengan cara al-riyadhah, yakni menjalani latihan jasmani dan rohani dalam menempuh berbagai tahapan menuju kedekatan diri kepada Allah, dan mujahadah, yakni perjuangan melawan dorongan nafsu amarahnya, tidak makan, minum, dan memakai pakaian kecuali yang bersumber dari yang halal, dan mensucikan hati dari sifat khianat, tipu daya, sombong, irihati, dengki, panjang angan-angan, lupa terhadap kematian, dan yang semacamnya. Dengan demikian, taubat lebih berat daripada istigfar.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.