Dark/Light Mode

Ta’liful Quluub Untuk Wihdatul Ummah (3)

Menjinakkan Hati Demi Bersatunya Umat

Selasa, 19 Februari 2019 06:23 WIB
SHAMSI ALI
SHAMSI ALI
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Lalu apa yang seharusnya dilakukan? Hanya satu jawabannya. Kembali kepada ukhuwah dan wihdatul ummah. Menyadari kembali akan persaudaraan yang sejatinya lebih kokoh dibanding persaudaraan seibu dan seayah.

Persaudaraan yang menjadi pengikat dunia akhirat. Yang tidak akan terputus oleh Kiamat sekalipun. Menyadari kembali jika umat ini dengan segala ragam latar belakang dan kecenderungannya adalah satu (ummah wahidah).

Karenanya harus ditumbuhkan kesadaran “jasad wahid” (satu tubuh) yang saling terikat. Walau melakukan fungsinya masing-masing secara ragam. Dari semua itu, satu hal yang mutlak disadari, yang dituntut pertama kali adalah “ta’liful quluub”.

Baca juga : Umat Yang Dikotak-kotakkan Kepentingan Orang Lain

Menjinakkan “hati-hati” kita. Sehingga tidak liar dan buas terhadap sesama. Jika hati terjinakkan (muallafah), akan terjalin “kasih sayang” (ruhamaa baenahum) di antara sesama.

Kalau ini terjadi, maka perbedaan apapun yang ada akan dilalui (overlooked), bahkan dianggap “rahmah”. Atau jalan kebaikan yang Allah berikan kepada umat ini dalam menjalankan misi besarnya.

Tantangan terbesar untuk menjinakkan hati-hati (quluub) ini adalah kecenderungan membangun perilaku “diktatorship” dalam kehidupan kita. Termasuk di dalamnya kediktatoran berpikir dan opini. Akibatnya, otak dipertajam untuk mengalahkan mereka yang dianggap lawan (beda pendapat).

Baca juga : Membanding Indonesia & Negara Muslim Lainnya

Dalam prosesnya, hati mengalami kebekuan. Bahkan yang tragis, hati boleh saja teracuni oleh “keangkuhan”. Termasuk di dalamnya keangkuhan “perasaan” paling beragama. Karenanya, masanya umat ini menyadari urgensi “ta’liful quluub” di atas kemenangan “pemikiran dan penafsiran” (opini).

Hanya dengan itu “ukhuwah wa wihdatul ummah” akan tetap terjaga. Be smart! (Jadilah bagian dari perjalanan sejarah dakwah di Amerika. Mari donasi untuk pembangunan pesantren pertama di Amerika. Rekening Bank Mandiri: 12400-0001- 8185 An. inka nusantara madani) [Habis]

Imam Shamsi Ali : Santri para ulama, Presiden Nusantara Foundation, Imam Islamic Center New York, Direktur Jamaica Muslim Center New York, Pendiri Pondok Pesantren Di AS, dan Diaspora Indonesia di Kota New York.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.