Dark/Light Mode

Etika Politik Dalam Al-Qur’an (50)

Pelajaran Diplomasi Publik (16) Menyembuyikan Rasa Dengki

Jumat, 22 Maret 2019 10:45 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Perlu diingat kembali, peristiwa turunnya malaikat dari Arasy ke Baitul Makmur dan jatuhnya iblis ke neraka (Q.S. Al-Baqarah/2:30), bisa dihubungkan dengan sifat dan sikap dengki. Dengki ini juga yang membuat Qabil membunuh saudaranya, Habil dan membuatnya menyesal seumur hidup (Q.S. Al-Maidah/5:27-31). 

Akibat kesalahan fatal yang dilakukan Qabil, maka setiap dosa serupa yang diulangi oleh anak-cucu Adam maka Qabil ikut menanggung sebagian dosa itu, sebagaimana disebutkan dalam hadist: “Tiada suatu jiwa yang terbunuh dengan penganiayaan, melainkan putera Adam yang pertama dahulu itu mendapat bahagian dari penumpahan darah itu, kerana ia yang pertama membuka jalan untuk penumpahan darah.” (H.R. Bukhari dan Muslim). 

Iri (hasad) boleh jadi paling banyak menyebabkan manusia jatuh ke jurang kehancuran. Anak turunan Qabil yang menyelesaikan persoalannya dengan dendam karena dengki banyak ditemukan di mana-mana. Kerancuan politik dan kekuasaan yang terjadi di mana-mana tidak sedikit disebabkan oleh faktor kedengkian. 

Baca juga : Pelajaran Diplomasi Publik (14) Mengekang Syahwat Popularitas

Ekspektasi yang berlebihan sudah dipasang di dalam dirinya untuk mencapai kemenangan, demikian pula tim sukses sudah percaya betul kalau tim yang dipromosikannya akan menang, namun ternyata meleset, maka lahirlah politik benci yang apa saja dilakukan oleh saingan bebuyutannya itu adalah salah. 

Dicarikan cara paling efektif untuk memakzulkannya dengan berbagai cara. Tidak tanggung-tanggung, termasuk caranya adalah melakukan fitnah keji. Meskipun mereka sadar bahwa ”fitnah lebih keji dari pada pembunuhan” tetapi tetap saja melakukannya. 

Ini adalah warisan dan pengaruh iblis yang merasuk di dalam diri mereka. Akibatnya, yang menuai masalah bukan hanya dirinya dan yang terlibat dengan masalah itu tetapi juga masyarakat yang tak berdosa ikut menanggung akibatnya. Social cost ternyata memang amat mahal. 

Baca juga : Pelajaran Diplomasi Publik (13) Menahan Diri Tidak Banyak Bicara

Dalam Hadist Nabi disebutkan ada 3 dosa dan kelemahan yang sering menyebabkan manusia jatuh ke lembah kehinaan, yaitu a) Sombong, yang membuat Iblis tidak mau sujud kepada Nabi Adam AS. b) Tamak, karena ketamakanlah yang membuat Adam makan buah terlarang di surga. c) Dengki, karena kedengkianlah yang membuat Qabil membunuh Habil. 

Dalam Al-Qur’an juga Allah SWT telah memperingatkan: “Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”. (QS. Al-Falaq: 5). Perbuatan dengki ini sangat halus dan tersimpan di dalam dada, namun Allah SWT Maha Mengetahui: ‘Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, “. (QS. Al-A’raf/7: 33).

Yang dimaksud wa ma bathana (perbuatan keji yang tersembunyi) dalam ayat ini ialah dengki. Dikatakan, takutlah terhadap dengki itu, sebab pengaruhnya tampak pada dirimu sebelum tampak pada orang lain yang menjadi obyek didengki. 

Baca juga : Pelajaran Diplomasi Publik (10) Berbahasa Diplomasi Santun

Jika politik benci merajalela di dalam masyarakat maka pertanda masyarakat itu akan mengalami bencana, entah bencana alam atau bencana sosial yang tak kalah fatalnya dengan bencana alam, seperti fitnah kubra sebagaimana yang pernah melanda umat terdahulu, termasuk sahabat nabi yang melahirkan aliran-aliran teologi itu. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.