Dark/Light Mode

Catatan Nakal Tentang Khilafah (2)

Perlindungan Penuh Kepada Minoritas

Senin, 8 April 2019 06:48 WIB
SHAMSI ALI
SHAMSI ALI
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Selain isu Syariah, di dunia Barat dan Amerika khususnya, kata Khilafah juga menjadi kata yang sangat menakutkan. Kata ini bahkan menjadi sebuah kata yang identik dengan kejahatan yang menakutkan.

Dunia seolah diingatkan bahaya laten yang dianggap ancaman global (global threat). Saya menghindari membahas masalah ini secara ilmiah.

Bahasan ilmiah seringkali menambah kekisruhan intelektialitas dan kebingungan publik. Karenanya saya hanya ingin membuat catatan yang saya sebut catatan nakal.

Baca juga : Belajar Memahami Dengan Akal Sehat Dan Mata Imbang

Kenapa catatan nakal? Karena catatan saya ini boleh jadi ditolak oleh dua pihak. Baik yang mengusung konsep khilafah. Dan juga yang menolak konsep khilafah.

Saya memulai dengan apa yang pernah disampaikan oleh Prof. Din Syamsuddin. Bahwa kata khilafah sesungguhnya tidak pernah disebutkan secara langsung dalam teks-teks keagamaan.

Yang ada adalah kata khalifah, yang berarti pelaku “khilafah”. Namun demikian, penyebutan kata “khalifah” dalam Al-Quran, konteksnya bukan pada substansi khilafah yang difahami secara luas oleh banyak kalangan saat ini.

Baca juga : Komitmen Keagamaan Dan Keindonesiaan

Tetapi sekedar penamaan dari makhluk yang kemudian dikenal sebagai “manusia” (Baca Al-Baqarah ayat 30). Lalu dari mana dan apa makna khilafah? Saya juga tidak bermaksud membahas panjang dan detail mengenai hal ini.

Toh sekali lagi tulisan ini bukan tulisan ilmiah. Melainkan sebuah catatan, bahkan catatan nakal. Khilafah adalah sebuah pengistilahan untuk sebuah sistem pemerintahan.

Saya tidak melihatnya banyak berbeda dari sistem-sistem yang lain. Bedanya ada pada filosofi dan tafsiran filosofi itu sendiri. Sebagaimana sistem pemerintahan demokrasi yang non monolithic, khilafah sesungguhnya juga bisa difahami demikian.

Baca juga : Dari Ibadah Pribadi Menjadi Ibadah Institusi

Dalam sistem demokrasi, ada demokrasi liberal yang diperlakukan oleh dunia sekuler barat misalnya. Tapi ada juga sistem demokrasi agama (Islam) seperti Pakistan dan Iran.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.