Dark/Light Mode

Selamat Nyoblos, Bung!

Selasa, 16 April 2019 06:12 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Baik pemerintah China maupun Rusia mengeluarkan bantahan keras atas sinyalemen ini. Berita ini mau tidak mau mengingatkan kita pada kejadian di Amerika 3 tahun yang lalu.

Kekalahan Hillary Clinton (atas Donald Trump) dalam pemilihan Presiden AS 2016 diduga karena bantuan aparat intelijen Rusia yang mampu merecoki pangkalan data KPU federal Amerika.

Berita ini menggemparkan rakyat Amerika. Presiden Trump dengan susah-payah membantah isu miring ini. Namun, Wakil Jaksa Agung Amerika, Rod Rosenstein, pertengahan tahun lalu mengungkap bahwa 12 orang Rusia diduga kuat menyebarkan “malicious software” ke pangkalan data US Election Commission seputar pemilihan presiden.

Menurut Wakil Jaksa Agung, sekitar 500.000 suara pemilih berhasil dicuri dari portal KPU. Pemecatan Trump terhadap Direktur FBI, James Comey, beberapa hari yang lalu menambah kecurigaan banyak pihak.

Baca juga : Membangkitkan Rasa Takut Dan Mengancam, Efektifkah?

Comey dan para pembantunya sejak awal memang bekerja keras menyelidiki kasus ini. Belum tuntas tugas diselelsaikan, ia keburu dicopot oleh Presiden.

Adakah kemungkinan peretas-peretas handal dari China dan Rusia berusaha merecoki pangkalan data milik KPU dengan tujuan politik tertentu? Kalau kecurangan dalam bentuk “serangan fajar” sudah menjadi fenomena umum di Indonesia.

KPK baru saja menggagalkan satu kasus korupsi yang ternyata terkait juga dengan pemilu. Ratusan ribu amplop yang sudah diisi oleh uang kertas (untuk dibagikan) ditemukan di kapal.

Kasus ini melibatkan seorang anggota DPR-RI. Mungkin saja ratusan ribu amplop berisi uang itu disiapkan agar sang wakil rakyat terpilih kembali. Memang tidak mudah menyelenggarakan pemilu yang bersih dan bebas di negara sebesar dan sepadat Indonesia.

Baca juga : Perang Propaganda Semakin Panas

Tabiat main curang yang “terpatri” di sementara orang Indonesia rupanya sudah menjadi kebiasaan di semua ranah kehidupan, apalagi dalam dunia politik.

Meskipun demikian, the show must go on, Pemilu 2019 besok harus sukses dan kita amankan bersama karena pemilu adalah syarat mutlak bagi terselenggaranya sistem demokrasi.

Dan untuk suksesnya pemilu, rakyat harus dimotivasi untuk berbondong-bong menggunakan hak pilihnya: datang ke TPS dan coblos pilihan Anda tanpa rasa takut apa pun.

Jangan pula mau dikibuli oleh siapa pun demi fulus Rp 50.000,- semata! Kita imbau supaya tidak ada pihak yang mencoba memancing di air keruh atau melakukan sabotase dan kegiatan anarkis untuk kepentingan politik tertentu.

Baca juga : Kuncinya Di Tangan TNI Dan Polri

Yang kalah harus legowo, yang menang jangan besar kepala, apalagi melecehkan yang kalah. Pimpinan TNI dan Polri sudah mengeluarkan ancaman yang keras: bahwa aparat keamanan siap mengambil tindakan tegas terhadap siapa saja yang mau coba-coba menggagalkan pemilu!

Menjadi tugas pokok TNI dan Polri untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, sekaligus mengamankan Pancasila dan NKRI. Mari kita ramai-ramai ke TPS besok pagi untuk mencoblos. Jangan golput. Golput adalah sikap kerdil, sikap yang tidak mencintai bangsa dan negara sendiri! ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.