Dark/Light Mode

Letjen Agus Surya Bakti: Massa Aksi Tetap Ingin Ketemu Pak Menko, Mereka Kenal Baik Pak Wiranto

Sabtu, 27 Oktober 2018 07:50 WIB
Letjen Agus Surya Bakti: Massa Aksi Tetap Ingin Ketemu
Pak Menko, Mereka Kenal Baik Pak Wiranto

RM.id  Rakyat Merdeka - Polemik pembakaran bendera tauhid oleh anggota Banser (Barisan Ansor Serba Guna) GP Ansor di Garut, Jawa Barat terus berlanjut. Kemarin siang, terjadi Aksi Bela Tauhid di sejumlah tempat; di Jakarta dan beberapa daerah lainnya. Aksi ini bisa disebut sebagai aksi lanjutan, di mana aksi telah terjadi sejak Selasa, 23 Oktober 2018 atau sehari setelah insiden pembakaran di sejumlah daerah.

Salah satu aksi tersebut, mengambil tempat di depan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Gambir, Jakarta Pusat. Tak lama aksi berlangsung, tujuh orang perwakilan peserta aksi pun diterima Sekretaris Menteri Koordinator (Sesmenko) Polhukam. Mereka masuk bersama-sama ke kantor Kemenko Polhukam pada 14.10 WIB.

Seusai pertemuan, Sesmenko Polhukam sempat menemui pengunjuk rasa, dan mengatakan akan menyampaikan tuntutanya kepada Menko Polhukam Wiranto. Massa aksi bela kalimat tauhid pun berangsur membubarkan diri dengan tertib, sejak sekitar pukul 15.40 WIB. Sejumlah massa aksi beranjak pergi meninggalkan area depan Kemenko Polhukam, sambil memunguti sampah, seperti botol bekas air mineral dan bungkus rokok.

Lantas apa saja yang dibicarakan peserta aksi tersebut? Apa yang mereka tuntut? Dan apakah ada kesepakatan yang dicapai? Berikut penuturan Sesmenko Polhukam Letjen TNI Agus Surya Bakti usai menerima perwakilan perserta aksi. 

Apa saja yang dibicarakan dengan perwakilan perserta aksi tersebut?

Baca juga : TGB Zainul Majdi: Tak Usah Ada Pembakaran, Panji Rasul Cukup Dilipat Saja

Tadi pembicaraannya dengan para perwakilan, ada tujuh orang tokoh pengunjuk rasa, intinya saya menyampaikan pertama terima kasih atas penyampaian aspirasi dari masyarakat kepada Kemenko Polhukam, karena unjuk rasa ini telah dilaksanakan dengan tertib, telah dilaksanakan dengam baik. Terus kemudian mereka menyampaikan ingin bertemu dengan Pak Menko. Lalu, saya sampaikan bahwa bapak sedang di Palu, untuk mengurus saudara-saudara kita yang ada di sana. Kalau mereka ingin bertemu, ada Sesmenko Polhukam yang bisa mewakili. Akhirnya, mereka setuju. Tadi, mereka ingin perwakilannya 10 orang. Tapi, karena tempatnya terbatas kami terima tujuh orang. 

Pertama-tama, saya menyampaikan terima kasih. Kemudian yang kedua, saya mohon maaf karena Pak Menko tidak bisa hadir, karena sedang mengurus masa peralihan, dari tanggap darurat ke pemulihan Palu. Itu sudah direncanakan jauh sebelumnya. Kemudian berikutnya, bahwa saya persilakan kepada mereka untuk memperkenalkan diri, dan menyampaikan aspirasi yang akan saya catat, dan akan saya sampaikan kepada Pak Menko.

Akhirnya, satu per satu mereka menyampaikan aspirasinya dan saya catat. Saat itu saya didampingi beberapa deputi dan staf ahli Kemenko Polhukam. Setelah mereka  menyampaikan aspirasinya, saya ucapkan terima kasih. Aspirasi mereka akan saya sampaikan kepada Pak Menko.

Apakah ada kesepakatan yang dicapai dari pertemuan tersebut?

Dalam pertemuan tersebut, tidak ada kesepakatan terhadap substansi aspirasi yang disampaikan. Kesepakatannya hanya semuanya akan saya catat, dan saya sampaikan kepada Pak Menko. Mereka juga menyampaikan terima kasih karena sudah mau mendengarkan aspirasinya. Tadi, suasananya sangat cair ya. Bahkan, mereka sampai mengajak foto bersama. Tapi, mereka minta, "Pak, kalau begitu bapak bicara dulu di depan saudara-saudara kami, supaya mereka yakin bahwa mereka sudah diterima dengan baik, dan aspirasinya sudah disampaikan".

Baca juga : Saya Ingin Kasus Dilanjutkan, Makanya Penyidik Berani Keluarkan SPDP

Lalu, seperti yang teman-teman tadi lihat, saya kemudian menyampaikan kepada mereka (para pendemo di luar, red). Alhamdulillah semuanya lancar, dan nanti aspirasi ini semuanya akan saya sampaikan kepada Pak Menko. 

Memangnya, apa sih tuntutan mereka?

Saya tidak punya kapasitas dan kewenangan untuk menyampaikan itu. Karena saya hanya bertugas sebagai penyambung aspirasi. Jadi, akan saya sampaikan ke Pak Menko. Soal itu nanti bisa ditanyakan kepada Pak Menko.

Meski sudah diterima oleh Anda, tapi massa aksi tetap ingin bertemu dengan Menkopolhukam Wiranto. Apa betul?

Ya, keinginan mereka demikian. Seperti tadi saya sampaikan, mereka tetap ingin bertemu Pak Wiranto. Karena mereka itu kenal baik dengan Pak Wiranto, Saya kira, tadi adalah sebuah pertemuan yang sangat baik. Penyampaian aspirasinya tertib, mempresentasikannya dengan baik-baik, dan mereka menyatakan tetap ingin bertemu dengan Pak Menko. Saya bilang, akan saya sampaikan.  Aspirasinya kami sudah disampaikan.

Baca juga : Ancaman Negara Kita Saat Ini Tidak Terlihat, Tapi Masif, Yakni Cyber Attack

Lalu, mereka tetap ingin bertemu dengan Wiranto, dalam rangka apa?

Tadi, kan mereka minta supaya aspirasinya sampai kepada Pak Menko, makanya mereka tetap mau bertemu dengan Pak Menko. Kepada saya, mereka minta dijamin supaya aspirasi yang disampaikan ini diterima. Saya bilang, ‘saya tidak bisa menjamin itu’. Sebab, saya tidak dalam kapasitas itu. Saya kapasitasnya hanya mewakili Pak Menko, untuk menerima masyarakat yang menyampaikan aspirasi. [NNM/NDA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.