Dark/Light Mode

Ketika Partai Baru Menampik Berkoalisi Dengan Partai Lama

HIDAYAT NUR WAHID : Jika Tak Lolos Parlemen, Bagaimana Berkoalisi

Senin, 22 April 2019 11:15 WIB
Ketika Partai Baru Menampik Berkoalisi Dengan Partai Lama HIDAYAT NUR WAHID : Jika Tak Lolos Parlemen, Bagaimana Berkoalisi

RM.id  Rakyat Merdeka - Pernyataan petinggi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), bahwa mereka tidak akan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di semua level Pemilu, dianggap berlebihan. Sebagai partai baru, PSI dinilai tidak perlu menyampaikan hal tersebut. Sebelumnya, Ketua Umum PSI Grace Natalie menegaskan, mereka tidak akan berkoalisi dengan PKS di semua level pemilu. “Saya ingin mempertegas pernyataan Sekjen PSI beberapa hari lalu, bahwa PSI tidak akan pernah berkoalisi dengan PKS di semua pemilihan umum kepala daerah,” tandas Grace. 

Namun, Grace tak merinci apa alasannya. Dia lanjut berbicara tentang partai-partai yang mencalonkan bekas napi korupsi dan mendukung intoleransi. “Kami sudah mencoba menawarkan sebuah debat politik yang sehat, dengan menggugat posisi partai nasionalis. Tapi, tak ada tanggapan atas pertanyaan kami. Kenapa masih korupsi. Kenapa mencalonkan koruptor. Kenapa diam melihat intoleransi,” ucapnya. 

Soal PSI “haram” berkoalisi dengan PKS memang sebelumnya dilontarkan Sekjen PSI Raja Juli Antoni. “Sebagai partai nasionalis ideologis, PSI tidak akan berkoalisi dengan PKS di seluruh pilkada gubernur, bupati dan walikota di seluruh Indonesia. Haram bagi PSI berkoalisi dengan PKS,” tandasnya. 

Baca juga : RAJA JULI ANTONI: Ibarat Air Dan Minyak, Tidak Bisa Disatukan

Lantas, apa alasan PSI enggan berkoalisi dengan PKS? Apa tanggapan PKS? Berikut ini, pernyataan Raja Juli Antoni dan ditanggapi Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nurwahid.

Pernyataan PSI yang tidak akan berkoalisi dengan PKS? 
Orang bilang, seharusnya partai ini mikir dulu cara lolos ke parlemen, baru mikir tentang koalisi. Jika tidak lolos di parlemen, bagaimana bisa berkoalisi, begitu loh. 

Punya saran untuk PSI? 
Seharusnya ya, sebagai orang muda, terpelajar, konon pak sekjennya gelar doktornya dua, seharusnya berpikirnya progesif, juga rasional. 

Baca juga : Pramono Ubaid: Kami Surati Dirjen Dukcapil, Tapi Dikirim Cuma 103 Nama

Maksud Anda? 
Berpikir rasional sebagai partai yang masih baru, mayoritas lembaga survei memposisikan partai dia di bawah satu persen. Seharusnya, orientasi dia menjadi partai yang penuh idealisme, bukan pengekor partai penguasa. 

Bagaimana semestinya? 
Orientasinya adalah dengan cara membuktikan, bahwa partai Anda bisa eksis. Kalau Anda eksis dan lolos ambang batas, baru berpikir akan berkoalisi dengan siapa. Lah, kalau Anda tidak lolos dan kontroversi yang Anda sampaikan seperti ini, kok bicara tentang koalisi. Itu terlalu jauh. PKS saja tidak pernah berpikir berkoalisi dengan PSI, kok PSI berpikir tidak akan berkoalisi dengan PKS. 

Menurut PSI, PKS hanya mementingkan golongannya yang mengarahkan pendirian negara Islam. Apa tanggapan Anda? 
Suruh belajar lagi saja sama saya. Dia dulu mahasiswa saya waktu di IAIN, suruhbaca koran lebih banyak lagi, suruh media sosial lebih banyak lagi. 

Baca juga : RAHMAT BAGJA : Masalahnya Ada Di Proses Pencocokan Dan Penelitian

Memangnya PKS seperti apa? 
Orang Papua saja berterima kasih kepada PKS karena memikirkan mereka. Misalnya musibah banjir kemarin, kita datang ke sana. Apakah PSI turun ke sana. Kita sudah turun ke sana, bukan hanya ke Sentani, tetapi di Papua Barat juga, serta ke daerah-daerah lain. 
Bahkan, kalangan non muslim memberikan bantuannya melalui PKS. Ketika banjir besar di Jakarta pada 2007, banyak yang memberikan bantuannya melalui PKS. Jadi, lebih baik beliau membaca lebih banyak lagi. 

Apakah PKS akan berkoalisi dengan PSI suatu saat nanti? 
Pertama, dalam bahasa agama, kita tidak boleh berandai-andai. Kita mesti objektif. Kedua, berpolitik itu jika menggunakan bahasa agama, artinya adalah kita bekerja sama dengan siapa pun untuk menghadirkan kebaikan. [NNM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.