Dark/Light Mode

Hinca IP Pandjaitan XIII

Ani Yudhoyono, Ibu Yang Menyatukan Bangsa

Senin, 3 Juni 2019 15:06 WIB
Kiriman souvenir dari masyarakat, yang membuat mendiang Ibu Ani semangat dalam menjalani perawatan intensif di National University Hospital Singapura. (Foto: IG @aniyudhoyono)
Kiriman souvenir dari masyarakat, yang membuat mendiang Ibu Ani semangat dalam menjalani perawatan intensif di National University Hospital Singapura. (Foto: IG @aniyudhoyono)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di mata saya, Ibu Ani Yudhoyono adalah sekuntum melati yang wanginya abadi. Simbol dari perempuan Indonesia yang menunjukkan kekuatannya, lewat kelemah-lembutan dan sifat welas asih. Seorang ibu dari dua orang putra, yang kemudian menjelma jadi ibu negara untuk sebuah bangsa.

Tanpa kita sadari, selama sepuluh tahun kebangkitan bangsa di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ada tangan lembut Ibu Ani yang senantiasa merajut persaudaraan kita sesama bangsa. Beliau adalah pribadi unggul yang enggan untuk menonjolkan diri. Sosok ibu yang senantiasa hadir di tengah-tengah kita semua.

Baca juga : KH Maruf dan Istri Jenguk Ibu Ani Yudhoyono

Jejak cintanya pada Indonesia sudah terlukis, manakala beliau lahir di tengah-tengah keluarga tentara. Ayahnya, Letjen Sarwo Edhi Wibowo adalah seorang pejuang kemerdekaan, sekaligus patriot Pancasila yang berperan besar menyelamatkan Republik ini di saat paling genting.

Jejak itu menjelma jadi langkah besar ketika jodoh mempertemukan beliau dengan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Ibu Ani Yudhoyono adalah putri dan istri seorang tentara, yang menjelma jadi ibu dari segala anak bangsa. Pikiran ini terus membawa saya pada masa-masa tenang kita berbangsa. Saat kita menyembuhkan diri dari luka-luka yang sempat memporak-porandakan. Ketika kita mulai membangun kembali kepercayaan diri.

Baca juga : Jokowi: Politik Jangan Menghancurkan Kerukunan

Masa di mana kebangkitan kembali Indonesia dianggap sebagai sebuah keajaiban ekonomi. Kita sempat diuji oleh bencana besar, tetapi tetap menguatkan satu bangsa. Saya merasakan cinta Ibu Ani untuk bangsanya, menjadi inspirasi kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Beliau tidak sekalipun pernah absen untuk hadir di tengah-tengah kita.

Sekarang, Ibu Ani telah pergi meninggalkan kita semua. Duka seringkali membawa penyesalan. Betapa sedikit waktu untuk berterima kasih. Betapa banyak masa terbuang kita melupakan jasanya. Sekarang, kita yang ditinggalkan hanya bisa mengingat, sementara pikiran menuntun kita mencium wangi melati yang ditebarnya untuk bangsa.

Baca juga : Menang, Tapi Gudang Senjata Belum Tenang

Ibu Ani Yudhoyono dipanggil oleh Sang Pencipta, tetapi beliau hidup abadi dalam kenangan bangsa. Teriring doa untuk Ibu Ani Yudhoyono. Kami, putra-putri bangsa telah menjadi saksi betapa hidup Ibu telah diabdikan untuk bangsa ini. Dan saya bersaksi, bahkan di pemakamannya sekalipun, Ibu Ani kembali menyatukan kita sebagai bangsa.

Semoga Ibu Ani Yudhoyono mendapat tempat mulia di sisi-Nya; yang masih sempat aku saksikan dan mendoakannya 25 menit menuju pukul 11.50 waktu Singapura di ruang emergency NUH, beliau menghadap sang Empunya, Tuhan yang Maha Kuasa. “Selamat jalan ibu Ani”. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.