Dark/Light Mode

Dampak Warga Tak Pisahkan Limbah Medis

Ratusan Petugas Kebersihan Tertular Corona Dari Sampah

Minggu, 19 Desember 2021 06:47 WIB
Ilustrasi limbah medis Covid-19. (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)
Ilustrasi limbah medis Covid-19. (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)

 Sebelumnya 
Anggota Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Lia G. Partakusuma mengatakan, jumlah limbah medis mengalami peningkatan akibat pandemi. Sebelumnya rata-rata limbah medis hanya sekitar 1 kg per satu hari untuk satu pasien. Kini, rata-rata limbah medis di rumah sakit naik menjadi 1,88 kg per satu hari per pasien. Hal ini terjadi karena tenaga medis memerlukan lebih banyak alat pelindung diri (APD) agar tak terinfeksi Covid-19.

“Jumlah limbah medis naik signifikan saat puncak kasus Covid-19 pada pertengahan tahun. Dari yang biasanya di satu rumah sakit sekitar 75 ton, menjadi 105 ton. Bahkan, ada yang mencapai 403 ton per hari. Jadi ada yang naik tiga kali lipat, ada yang naik lima kali lipat,” papar Lia.

Baca juga : Kemensos Siapkan Lokasi Evakuasi Korban Pergerakan Tanah di Sukabumi

Dia menegaskan pentingnya pengelolaan dan penyaluran limbah medis yang dilakukan secara baik dan benar. Karena, tidak menutup kemungkinan masker bekas orang terpapar Covid-19 yang dibuang sembarangan didaur ulang untuk mendapatkan keuntungan. “Itu tentu berbahaya. Inilah kenapa pentingnya pengelolaan limbah medis terutama dari hulu,” ujarnya.

Pengolahan Mahal

Baca juga : Bamsoet Ingatkan Pentingnya Belajar Dari Sejarah Bangsa

General Manager PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI), Yurnalisdel mengatakan, penanganan limbah medis yang tergolong B3 memerlukan pemahaman yang sama antara penghasil limbah, pelaku industri, dan regulator. Perusahaan pengolah limbah harus memiliki komitmen yang kuat untuk mengolah secara benar dan tidak mencemari lingkungan, sehingga perlu meningkatkan pengawasan dan “enforcement” kepada industri pengolah limbah dari regulator.

Yurnalisdel mengungkapkan, banyak vendor atau penyedia jasa pengolah limbah medis abal-abal bermunculan seiring dengan meningkatnya penggunaan masker serta APD di rumah sakit. Sementara, biaya pengolahan limbah medis cukup tinggi, yaitu Rp 7.500-Rp 25.000 per kg.

Baca juga : GMNI Dukung Pemerintah Bikin Satgas Kekerasan Seksual Di Kampus

“Kalau ada vendor memasang tarif di bawah itu, perlu dipertanyakan. Yang banting harga itu sudah ada cukup lama,” katanya. [OSP]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.