Dark/Light Mode

Penghasilan Kurang dari Rp 11.900 Per Hari

Ratusan Ribu Warga Ibu Kota Miskin Ekstrem

Minggu, 17 April 2022 10:05 WIB
Manusia silver mengamen di jalanan ibu kota. (Foto: InfoPublik)
Manusia silver mengamen di jalanan ibu kota. (Foto: InfoPublik)

 Sebelumnya 
Pemberdayaan Ekonomi
Anggota DPRD DKI Jakarta Ahmad Ruslan meminta, Pemprov DKI Jakarta melakukan terobosan inovatif membangkitkan perekonomian warga. Pemprov DKI harus mendorong Pemerintah Kota Administratif dan Kabupaten di DKI Jakarta meningkatkan pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta itu mengatakan, salah satu cara yang bisa ditempuh adalah membuat bazar untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sehingga dapat menggerakkan perekonomian warga setempat. 

“Saya berharap Wali Kota, Camat dan Lurah supaya lebih memprioritaskan wilayah-wilayah yang sekiranya kurang berkembang, kurang mendapat fasilitas pembangunan. Sehingga bisa menunjang perekonomian mereka,” kata Ruslan.

Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana mengakui, wilayahnya menjadi salah satu yang memiliki indeks kemiskinan tertinggi yakni mencapai 7,24 persen di tahun 2021. “Upaya yang kami lakukan ada pemberdayaan masyarakat, program pembangunan masyarakat desa dan kelurahan dengan anggaran Rp 64 miliar,” katanya.

Baca juga : Warga Ibu Kota Girang Bisa Ngirit Pengeluaran

Dengan anggaran tersebut, Ali mengatakan, akan mengembangkan keterampilan para pelaku UMKM yang tercakup dalam platform JakPreneur. “Mudah-mudahan dengan mulai melandai pandemi ini, aktivitas bisa dimulai semua. Sehingga tingkat kemiskinan di Jakarta Utara ini bisa turun lagi,” tuturnya.

Berdasarkan data garis kemiskinan BPS DKI Jakarta, Kabupaten Kepulauan Seribu memiliki persentase penduduk miskin tertinggi yang mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Pada 2019 sebanyak 12,09 persen (2,93 ribu jiwa), lalu meningkat menjadi 14,87 persen (3,63 ribu jiwa) di 2020 dan menjadi 15,06 persen (3,86 ribu jiwa) di 2021.

Tingkat kemiskinan tertinggi berikutnya adalah Jakarta Utara, sebesar 5,04 persen (91,15 ribu jiwa) di 2019. Lalu meningkat menjadi 6,78 persen (123,59 ribu jiwa) di 2020 dan menjadi 7,24 persen (132,73 ribu jiwa) pada 2021.

Baca juga : Harusnya Bisa Triliunan Kalau Kerja Maksimal

Kemudian Jakarta Pusat, yang mencatat pada 2019 sebesar 3,68 persen penduduk miskin (34,13 ribu jiwa). Lalu meningkat di 2020 menjadi 4,51 persen (41,92 ribu jiwa), dan menjadi 4,94 persen (45,10 ribu jiwa) di 2021.

Disusul Jakarta Barat, di mana 2019 memiliki persentase penduduk miskin sebesar 3,25 persen (84,06 ribu jiwa). Lalu meningkat di 2020 menjadi 4,25 persen (110,90 ribu jiwa) dan menjadi 4,31 persen (113,37 ribu jiwa) di 2021.

Selanjutnya Jakarta Timur, persentase penduduk miskin di 2019 adalah sebesar 3,12 persen (91,51 ribu jiwa). Lalu meningkat di 2020 menjadi 4,16 persen (122,73 ribu jiwa), dan menjadi 4,28 persen (125,37 ribu jiwa) di 2021. 

Baca juga : Menguasai Bahasa Asing, Kunci Persaingan Di Era Globalisasi

Kemudian Jakarta Selatan, persentase penduduk miskin pada tahun 2019 sebesar 2,73 persen (61,77 ribu jiwa). Lalu meningkat di tahun 2020 menjadi 3,43 persen (78,09 ribu jiwa) dan menjadi 3,56 persen (81,50 ribu jiwa) di tahun 2021. [DRS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.