Dark/Light Mode

Penghasilan Kurang dari Rp 11.900 Per Hari

Ratusan Ribu Warga Ibu Kota Miskin Ekstrem

Minggu, 17 April 2022 10:05 WIB
Manusia silver mengamen di jalanan ibu kota. (Foto: InfoPublik)
Manusia silver mengamen di jalanan ibu kota. (Foto: InfoPublik)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyebut, sebanyak 132.345 warga DKI Jakarta masuk dalam kategori sangat miskin. Penghasilan mereka setara dengan di bawah Rp 11.900 per hari.

Data itu disampaikan Sekjen Kemendagri Suhajar Diantoro, saat memberikan pengarahan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) DKI Jakarta Tahun 2023, Kamis (14/4). Suhajar menekankan, beberapa hal yang perlu menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta. Di antaranya pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran terbuka, rasio gini, indeks pembangunan manusia, stunting, dan tingkat kemiskinan. “Miskin ekstrem ini tentunya menjadi perhatian kita bersama,” ujarnya.

Di sisi lain, Suhajar memuji penanganan stunting di DKI Jakarta yang menjadi Provinsi terendah kedua setelah Bali. Penanganan stunting merupakan program Pemerintah untuk memperbaiki gizi anak Indonesia dengan menggandeng peran Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) baik di tingkat pusat maupun daerah.

Baca juga : Warga Ibu Kota Girang Bisa Ngirit Pengeluaran

Kemendagri juga menyoroti, kinerja realisasi anggaran DKI Jakarta. Suhajar meminta, realisasi pendapatan dan belanja DKI Jakarta ditingkatkan lagi. “Pak Sekretaris Daerah dan kawan-kawan, kalau kami lihat DKI Jakarta tahun 2022 masih di bawah rata-rata nasional. Karena mungkin masih awal tahun ya, ini baru 5,66 persen,” katanya.

Beberapa arahan Kemendagri lainnya, di antaranya mendorong sinergisitas daerah dalam persiapan Pemilu dan Pilkada 2024. Serta, mendorong Pemerintah Daerah setempat agar terus melakukan transformasi digital. Kemendagri juga mengimbau Pemprov DKI Jakarta melaksanakan Gerakan Bangga Buatan Indonesia.

“Kita hari ini telah sepakat bahwa di atas 40 persen dari alokasi pengadaan barang dan jasa harus kita peruntukkan untuk produk dalam negeri, membeli produksi dalam negeri. Tolong betul ini menjadi perhatian kawan-kawan Pak Sekda dan seluruh satuan kerja perangkat daerah,” tandasnya.

Baca juga : Harusnya Bisa Triliunan Kalau Kerja Maksimal

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, angka kemiskinan di Ibu Kota mencapai 498.290 orang. Naik hampir 2.000 orang dibanding tahun lalu. Sejak 2019, penduduk miskin di DKI Jakarta memang terus meningkat. Pada September 2019 lalu misalnya, jumlah orang miskin mencapai 362.300 orang atau 3,42 persen.

Laporan BPS juga menyebutkan, jarak pendapatan penduduk kelas bawah dan kelas atas justru semakin tinggi. Berdasarkan ketimpangan pengeluaran penduduk yang diukur melalui gini ratio pada periode September 2021 sebesar 0,411. Angka ini meningkat cukup jauh dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yakni 0,400. Pada periode September 2021, distribusi penduduk pada kelompok pengeluaran 40 persen terbawah naik 0,37 persen menjadi 17,02 persen dibandingkan periode Maret 2021.

“Sungguh tidak mungkin mengurangi pendapatan pada masyarakat kelas atas. Tetapi sangat mungkin menjaga masyarakat kelas bawah untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya khususnya kebutuhan pangan dengan berbagai program Pemerintah atau program yang melibatkan swasta,” tulis laporan tersebut.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.