Dark/Light Mode

Ribuan Balita Di DKI Menderita Gizi Buruk

Ada Bayi Di Jakarta Barat Beratnya Hanya Satu Kilo

Minggu, 15 Mei 2022 07:30 WIB
Ilustrasi Balita Gizi Buruk. (Foto: AP Photo).
Ilustrasi Balita Gizi Buruk. (Foto: AP Photo).

 Sebelumnya 
“Sangat dramatis dan sangat miris. Kota besar seperti Jakarta masih ada seorang balita yang mengalami gizi buruk, Saya selaku Anggota DPRD yang terpilih dari daerah pemilihan Jakarta Barat merasa sangat sedih dan terpukul,” ujar Kent, sapaan Hardiyanto Kenneth.

Anggota Komisi D ini menyayangkan, gubernur DKI Anies Baswedan yang terlihat fokus menggurus ajang Formula E.

“Anies seharusnya fokus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” sentilnya.

Menurut Kent, kasus ini bukan hanya kesalahan Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakbar. Tapi juga disebabkan karena camat dan lurah tidak peka.

Sudinkes Jakbar tidak akan mengetahui ada orang sakit kalau tidak ada aduan. Seharusnya camat dan lurah Kalideres bisa lebih sensitif,” katanya.

Baca juga : SKB 4 Menteri Terbaru, Ortu Yang Masih Pilih PJJ Harus Setor Surat Keterangan Sehat

Camat dan lurah, papar Kent, seharusnya bisa memaksimalkan peran RT, RW dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) di wilayahnya.

“Tugas camat dan lurah harus mengontrol serta memaksimalkan peran RT dan RW. Pejabat setempat harus tahu kondisi masyarakatnya,” ucap politisi PDIP.

Ketua Fraksi Nasional Demokrat (NasDem) DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino meminta, Pemprov DKI Jakarta meningkatkan perhatikan terhadap kasus gizi buruk.

“Kasus di Jakbar merupakan salah satu kasus di antara banyaknya kasus gizi buruk yang terjadi di DKI Jakarta di mana angka penderita kasus gizi buruk di DKI Jakarta tergolong tinggi,” kata Wibi.

Menurut anggota Komisi C ini, gizi buruk terjadi karena kualitas hidup yang rendah. Terlebih saat pandemi Covid-19 menyebabkan banyak masyarakat kesulitan ekonomi.

Baca juga : BKS Harap Jadi Titik Baru Pertumbuhan Ekonomi

“Ekonomi keluarga berdampak pula terhadap pemberian nutrisi kepada anak-anak balita,” ujarnya.

Dia mendesak Pemprov DKI mendata, membina, dan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengatasi masalah gizi buruk.

Lurah Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Suratman Arifianto menepis tidak peka. Dijelaskannya, pihaknya sudah melakukan upaya persuasif jauh sebelum kasus DF ramai. Kader PKK dan pejabat kelurahan bahkan sudah membujuk orang tua DF untuk datang ke Posyandu dan membawa DF ke rumah sakit.

“Cuma dia (orang tua balita) tidak mau dirawat ke rumah sakit karena saat itu takut Covid-19,” kata Suratman, Jumat (13/5). Pihak kelurahan juga mendistribusikan makanan sesuai petunjuk dokter gizi, beras, uang, dan susu.

Diakui Suratman, selama pandemi aktivitas di Posyandu dihentikan sementara. Namun, khusus untuk DF, pihak kelurahan memberikan akses agar tetap mendapatkan pelayanan optimal.

Baca juga : Puan Minta Pemerintah Lobi Saudi Pastikan Kuota Haji Memadai

Wakil Gubernur (wagub) Ahmad Riza Patria meminta, warga yang mengalami gizi buruk segera melapor ke kelurahan.

“Dari laporan itu, Pemprov DKI dapat cepat menyalurkan bantuan,” ujarnya.

Menurut Riza, pihaknya terus berupaya memberi perhatian dengan menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terkena kasus gizi buruk.  [DRS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.