Dark/Light Mode

Anies: Udara Dan Angin Tak Miliki KTP Lho...

Daerah Penyangga Ikut Sumbang Polusi Jakarta

Selasa, 12 Juli 2022 07:30 WIB
Kendaraan melintas dengan latar belakang gedung bertingkat yang terlihat berkabut di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Menurut data dari laman lembaga kualitas udara IQAir, pada Rabu 22 Juni 2022 hingga pada pukul 11.00 WIB indeks pencemaran udara di Ibu Kota berada di angka 160 dan masuk dalam kategori tidak sehat. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/hp).
Kendaraan melintas dengan latar belakang gedung bertingkat yang terlihat berkabut di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Menurut data dari laman lembaga kualitas udara IQAir, pada Rabu 22 Juni 2022 hingga pada pukul 11.00 WIB indeks pencemaran udara di Ibu Kota berada di angka 160 dan masuk dalam kategori tidak sehat. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/hp).

 Sebelumnya 
“Kalau mau bertindak, ya lakukan saja, nggak usah bermain kata,” kata anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

August meminta, Anies fokus bekerja di sisa masa baktinya.

Peneliti Global Health Security dan Kesehatan Lingkungan Dicky Budiman menyebut ada empat faktor yang menjadi biang kerok penyebab polusi udara. Pertama, emisi bahan bakar yang dihasilkan dari kendaraan. Kedua, emisi dari industri misalnya pembangkit listrik dan industri atau pabrik yang menghasilkan energi dengan diesel.

Baca juga : Anggota DPR Lasmi Indaryani Dicecar KPK Soal Penganggaran Proyek Di Banjarnegara

“Kan (diesel) ada polusinya. Polusi industri pabrik itu berkontribusi tak hanya udara, tapi mencemari air dan tanah,” ujarnya.

Ketiga, pembakaran lahan untuk pertanian. Dan keempat, aktivitas manusia seperti merokok dan memasak.

Dicky menekankan, pentingnya edukasi ke masyarakat untuk meminimalkan penyumbang polusi dari empat faktor di atas. “Memperbaiki kualitas udara dari keempat faktor tersebut harus dilakukan secara beriringan. Tidak bisa hanya salah satunya saja,” ujarnya.

Baca juga : Institusi Pendidikan Tak Boleh Abai Terhadap Penyebaran Ideologi Radikal

Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan Nirwono Yoga mengatakan, Pemprov DKI harus melakukan langkah konkret memperbaiki kualitas udara di Jakarta. Salah satunya membangun budaya bertransportasi publik.

Dia mendorong Pemprov DKI terus melakukan integrasi seluruh layanan transportasi publik.

“Baik sistem manajemennya (satu tiket satu harga satu perjalanan untuk semua angkutan umum), dan integrasi fisik (JPO penghubung terminal/stasiun/ halte),” katanya kepada Rakyat Merdeka, Senin (11/7).

Baca juga : Kemudahan Dalam Genggaman, PLN Mobile Siap Layani Kebutuhan Pelanggan Saat Lebaran

Selain itu, memperluas pembatasan kendaraan Ganjil Genap, penerapan jalan berbayar elektronik, parkir elektronik progresif, persyaratan uji emisi kendaraan dan mendorong peralihan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar energi terbarukan (listrik, biogas, hidrogen).

Nirwono juga mendorong Pemprov DKI melakukan sidak ke pabrik atau kawasan industri untuk mengecek gas buangan. Beri sanksi industri yang melanggar aturan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.