Dark/Light Mode

Soal Pertemuan Dengan Anies

Paloh: Saya Bicara Jujur Saja Belum Tentu Orang Percaya

Rabu, 31 Juli 2019 09:43 WIB
Ketua Umum Partai (Surya Paloh), saat menjamu Gubernur DKI Jakarta di Kantor DPP Nasdem, Jakarta, Senin (22/7). (Foto: Media Indonesia)
Ketua Umum Partai (Surya Paloh), saat menjamu Gubernur DKI Jakarta di Kantor DPP Nasdem, Jakarta, Senin (22/7). (Foto: Media Indonesia)

RM.id  Rakyat Merdeka - SETELAH membuat heboh dengan menyatakan mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di 2024, Surya Paloh akhirnya buka suara. Dia menyebut, dalam pertemuannya dengan Anies pada Rabu (24/7) lalu itu, tidak ada yang dibahas secara khusus. Apalagi soal Pilpres.

Tapi, Paloh sadar, hal itu menimbulkan berbagai spekulasi. Hal itu diungkapkan Paloh kepada wartawan di Rumah Makan Mak Engking, Jalan Godean, Yogyakarta, Rabu (24/6).

Ketum Nasdem itu menjelaskan, pertemuannya dengan Anies di Kantor DPP Nasdem tidak direncanakan. “Apalagi untuk membahas sesuatu,” ungkap Paloh.

Meski begitu, dia paham ada konsekuensi atas pertemuan yang dilakukannya itu. Yakni, munculnya spekulasi dari berbagai pihak. Banyak yang menuding dirinya melakukan manuver politik. Pertemuan ini juga kemudian disebut sebagai tanda- tanda keretakan koalisi. Sebab, di hari yang sama, Megawati bertemu Prabowo.

“Multiinterpretatif pasti. Tapi sesungguhnya pertemuan tidak direncanakan. Apalagi untuk apa katakan... ada sesuatu barangkali di sana tempat Mbak Mega, di sini ada...,” ulang Paloh lagi.

Baca juga : Mega Tetap Nomor Satu, Paloh Tetap Yang Utama

“Jadi memang kita ini lagi haus dengan prasangka, semua bisa kita jadikan prasangka,” keluh bos Media Group ini.

Dia kembali menegaskan, tak ada pembahasan serius dalam pertemuan dengan Anies itu. Pertemuan itu semata-mata silaturahmi antara junior ke senior deklarator Ormas Nasional Demokrat. “Tapi kalian lihat, saya bicara jujur saja juga belum tentu orang percaya,” seloroh Paloh sambil terkekeh.

Wartawan ikut tertawa. Paloh pun memastikan, pertemuannya dengan Anies tidak membuat hubungannya retak dengan Megawati, seperti yang belakangan ramai diisukan. “Relasi Nasdem dengan PDIP usai bertemu Anies Baswedan kemarin masih bagus, baik. Artinya, berjalan sebagaimana yang terjalin selama ini,” tegasnya.

Selain itu, pertemuannya dengan para ketua umum Koalisi Indonesia Kerja (KIK), yakni Ketum Golkar, Airlangga Hartarto; Ketum PKB, Mu haimin Iskandar alias Cak Imin; dan Plt Ketum PPP, Suharso Monoarfa, di Kantor DPP Nasdem, pada Senin (22/7) pekan lalu juga tidak berpengaruh terhadap hubungannya dengan Mega.

“Demikian juga dengan pertemuan dengan tiga ketua umum tiga partai. Pertemuan itu upaya menjaga sikap persaudaraan,” imbuhnya.

Baca juga : Ogah Berduaan Dengan Lawan Jenis, Cagub Mississipi Emoh Diwawancara Jurnalis Wanita Tanpa Pendamping

Di saat itu, Paloh juga memastikan partainya tak akan menyodor-nyodorkan nama untuk menduduki kursi Kabinet Kerja II. Kalau diminta langsung oleh Jokowi, barulah dia akan menyerahkan nama.

“Nggak akan sodorkan nama kecuali diminta. (Sekarang) belum diminta,” tegasnya. Paloh menuturkan, Nasdem masih memegang dan menjalankan kultur Jawa di tengah arus politik demokrasi yang bebas ini. Nasdem masih menganut sedikit sikap konservatif seperti ewuh pakewuh.

Dia juga menegaskan partainya tidak menargetkan jatah kursi menteri. Nasdem konsisten dengan pemikiran partai. Pemikiran tersebut yak ni presiden yang memiliki hak prerogatif untuk menyusun lalulintas kebijakan. Termasuk, mengisi kabinet dengan sistem presidensial.

“Itu pemahaman Nasdem. Itu namanya konsistensi, apa pun alasannya,” tegasnya.

Paloh datang ke Yogya untuk menjenguk seniornya, Ahmad Syafii Maarif yang baru keluar dari rumah sakit. Paloh pun sedikit bercerita soal Buya, sapaan Syafii Maarif. Kata dia, Buya seperti Anies, masuk dalam deklarator kelahiran ormas Nasional Demokrat, cikal bakal Partai Nasdem.

Baca juga : Pembawa Anjing Ke Dalam Masjid Jadi Tersangka

Selain Anies dan Buya, sejumlah tokoh lain juga ikut menjadi deklarator, di antaranya Sri Sultan Hamengku Buwono X, Ahok, dan Khofifah Indar Parawansa. Setelah berevolusi menjadi partai, sejumlah deklarator itu tidak lagi terlibat di Nasdem.

“Saya ke Yogya untuk silaturahmi dan menjenguk senior saya, Buya. Kalau sebelumnya dengan junior (Anies). Semua hubungan baik. Kami tetap menjaga hubungan baik,” tutupnya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.