Dark/Light Mode

Stok Terbatas Dan Menipis

Harga Cabe & Telur Di DKI Sulit Dijinakin

Selasa, 20 Desember 2022 07:30 WIB
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati. (Foto: Antara).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati. (Foto: Antara).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengklaim stabilitas harga pangan di Ibu Kota terkendali. Kecuali cabe dan telur. Sebab, stok kedua komoditas tersebut terbatas.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati mengatakan, kenaikan harga dan ketersediaan telur dan cabe perlu diwaspadai.

“Selain tidak bisa tahan lama, (kedua komoditas) itu belum memasuki puncak panen,” ungkap Suharini.

Baca juga : Sikat Distributor Pangan Bandel..!

Untuk harga daging sapi dan ayam, papar Suharini, yang biasanya naik, aman terkendali. Malahan, cenderung rendah.

Selain stok, Suharini memastikan keamanan bahan pangan. Dijelaskannya, pihaknya bekerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) melakukan pengawasan secara intensif terhadap produk pangan untuk memastikan bebas dari bahan berbahaya.

“Kami selalu mengambil sampel semua bahan pangan yang beredar di Jakarta, untuk diperiksa keamanannya,” terangnya.

Baca juga : Dibantu Pemerintah, 631 Keluarga Tak Mampu di Kepri Nikmati Listrik PLN

Ia menambahkan, Pemprov mempunyai beberapa program untuk menekan angka inflasi. Seperti, Program Pangan Murah Bersubsidi yang ditujukkan untuk 1,1 juta masyarakat tertentu. Program ini rutin diadakan Badan Usah Milik Daerah (BUMD) pangan bersama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di seluruh kantor Kelurahan hingga Wali Kota. Termasuk di Gedung Dinas Teknis milik Pemprov DKI Jakarta.

“Natal Dan Tahun Baru (Nataru) ini harga pangan relatif stabil. Stok pangannya juga aman semua,” tandas Suharini.

BUMD Pangan milik Pemprov, PT Food Station Tjipinang Jaya (FSTJ) juga berupaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras menjelang Nataru.

Baca juga : Jokowi Pastikan Pembangunan Rumah Warga Gempa Cianjur Dimulai

Direktur Utama PT FSTJ, Pamrihadi Wiraryo mengungkapkan, kebutuhan beras warga Ibu Kota setiap bulan sebanyak 85.000 ton.

“Permintaan beras relatif stabil menjelang dan saat Nataru. Tidak ada kenaikan berarti,” ujarnya, Sabtu (17/12).

Pamrihadi merinci, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebanyak 34.000 ton dan 6.000 ton di Food Station. Sementara, stok pengaman (safety stock) di angka 30.000 ton.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.