Dark/Light Mode

Musim Telur Menetas, Faskes Siapkan SABU

Waspada Ya, Gigitan Ular Berbisa Mengintai Warga

Kamis, 5 Januari 2023 07:30 WIB
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ngabila Salama.
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ngabila Salama.

 Sebelumnya 
“Kematian terbanyak oleh King Cobra bite. Terbanyak oleh pemeliharaan ular King Cobra dan atraksi serta jual beli King Cobra,” terang Tri.

Kini di Kemenkes, tambah Tri, sudah ada program pelatihan nasional penanganan pasien akibat hewan dan tumbuhan beracun. Program tersebut diikuti ribuan dokter dan perawat.

Tak hanya itu, Kemenkes juga menggelar ratusan pelatihan lokal di Dinkes, RS, Public Safety Center (PSC) 119, Puskesmas, Universitas, Poltekes dan sebagainya.

Kemudian, buku pedoman dan Permenkes sudah dibuat, Januari ini launching. Ini untuk pedoman medis di Indonesia dan juga riset dan pembelian antivenom.

Baca juga : Ganjar Berusaha Mesrai Bu Mega

Tri berharap, tayangan dan konten-konten serta artikel yang salah tidak diedarkan. Karena akan menyesatkan.

“Mudah-mudahan, KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) memberikan kontribusi terhadap informasi-informasi yang menyesatkan, terutama tentang first aid dan pengobatan gigitan ular yang tidak dilakukan medis,” ujarnya.

Tahun 2024, Tri juga akan menjalin kerja sama dengan 4 negara. Yakni, Amerika, Australia, Thailand dan Taiwan untuk melakukan riset dan pembuatan antivenom serta bioprospektif venom, yang akan dikembangkan sebagai transformasi kesehatan.

“Program kita sekarang adalah zero mortality. Sesuai dengan keputusan WHO tahun 2030. Kasus kematian akibat gigitan ular harus turun 50 persen. Saya mewakili Indonesia membuat program ini,” tandasnya.

Baca juga : Menkes: Yang Dirawat, Jangan Sampai Ada Yang Meninggal

Bisa Anak Ular Lebih Berbahaya

Amir Hamidy, ahli Herpetologi atau reptil dan amfibi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menuturkan, saat musim hujan adalah masa ular menetas. Wajar muncul ular, baik yang berbisa maupun tidak.

“Volume air meningkat, baik di tanah maupun di permukaan. Sehingga hewan tanah seperti ular atau cacing akan keluar, karena tempat mereka tinggal terisi air,” katanya saat berbincang dengan Rakyat Merdeka.

Amir meminta warga waspada. Jika menemukan ular, segara mungkin menghubungi Damkar atau komunitas reptil untuk mengevakuasi ular. Usahakan tidak melakukan kontak fisik dengan ular berbisa, meskipun anaknya.

Baca juga : Gus Halim Sematkan Lencana Bagi Kepala Daerah Dan Kepala Desa Mandiri Di Jabar

“Sebab venom (bisa atau racun) ular yang masih anak itu justru lebih berbahaya dibandingkan yang dewasa,” terangnya.

Untuk mencegah kemunculan ular, Amir menyarankan mengepel lantai dengan cairan berbau menyengat.

“Ular tidak suka bau menyengat, bukan garam. Garam tidak efektif,” ujarnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.