Dark/Light Mode

Urun Rembug Pers di Jateng

Mau Maju, SDM RI Jangan Gaptek

Jumat, 16 Agustus 2019 18:27 WIB
Panitia dan peserta Urun Rembug Tokoh Pers Tentang Masalah Bangsa yang merupakan bagian dari sosialisasi Kompetisi Nasional Media (KNM) Piala Presiden di Semarang, Jumat (16/8). (Foto: Istimewa).
Panitia dan peserta Urun Rembug Tokoh Pers Tentang Masalah Bangsa yang merupakan bagian dari sosialisasi Kompetisi Nasional Media (KNM) Piala Presiden di Semarang, Jumat (16/8). (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah disarankan untuk menyelaraskan pembangunan sumber daya manusia (SDM) dengan kemajuan teknologi digital. 

Wartawan senior Kompas Dr. Ninok Leksono mengungkapkan, saat ini sudah terjadi disrupsi yang disebabkan oleh kemajuan teknologi digital. Dan, dunia pers sudah mengalaminya.

 “Kami ini di media cetak, sedang menghitung hari sampai kapan masih bisa bertahan mencetak koran harian,” ungkap Ninok, dalam Urun Rembug Tokoh Pers Tentang Masalah Bangsa yang merupakan bagian dari sosialisasi  Kompetisi Nasional Media (KNM) Piala Presiden di Semarang, Jumat (16/8).

KNM Piala presiden adalah penghargaan atas Karya Jurnalistik Lintas Platform yang berkaitan dengan tantangan utama yang dihadapi bangsa Indonesia. Karya jurnalistik tersebut dapat berbentuk laporan jurnalistik, tajuk rencana, maupun artikel opini.

Baca juga : Kunjungi Kampus-kampus di Jateng, DPD Meniadakan Paham Radikal

Piala diberikan kepada media maupun individu yang karyanya memberi manfaat besar bagi pemerintah maupun masyarakat luas dalam menghadapi persoalan-persoalan krusial Bangsa Indonesia dewasa ini.

Acara Urun Rembug ini antara lain dihadiri  mantan Ketua Dewan Pers Bagir Manan, Rektor Universitas Multimedia Nusantara Ninok Leksono, Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud, Budayawan Triyanto Triwikromo,  Komite Etik AJI Semarang Triyono Lukmantoro, dan beberapa tokoh pers Jawa Tengah lainnya.

Moderator kegiatan ini Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo.  Ninok menyoroti pendidikan pada revolusi industri 4.0 yang didominasi oleh maraknya Artificial Intelligence (AI).

Menurutnya, AI akan menghilangkan jutaan lapangan kerja tradisional. Meskipun pada sisi lain, juga memunculkan lapangan kerja baru di bidang teknologi informasi. 

Baca juga : Menteri Hanif Ngaku Belum Tahu Soal PHK Karyawan Giant

Ia mengkritisi pengembangan pendirikan vokasi. Idenya sudah benar, namun belum selaras dengan industri yang dibangun pemerintah.

  “Di vokasi diajarin memotong kayu, mengolah kayu. Sementara saat ini yang seksi oleh investor itu ekonomi digital," ujar Ninok. 

Sementara itu, tokoh pers Semarang Amir Machmud mendorong pers memberikan inspirasi kepada masyarakat untuk mendorong Indonesia maju.

Karena, pers memiliki kekuatan melakukan itu. menyebutkan "Keunikan pers adalah mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat, pemangku kebijakan, yang bergerak di UMKM dan menampilan pahlawan lokal, contoh keberhasilan yang bisa masyarakat pelaku industri berbasis digital," ujarnya. 

Baca juga : Lalin Sutra dan Sulteng Lumpuh, PUPR Pasang Jembatan Bailey

Menurut Amir, pers punya daya untuk didengarkan oleh para pengambil kebijakan tentang kebutuhan para pelaku ekonomi.

“Pers harus ikut mengawal dari dua sisi, penentu kebijakan dan industri berbasis digital. Pers secara sadar memosisikan diri menjadi bagian dari kolaborasi besar pembangunan ekonomi,” pungkasnya. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.