Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Atasi Kemiskinan Ekstrem
BPS Dan DKI Pelototin Data Penerima Bansos
Minggu, 12 Februari 2023 07:30 WIB
Sebelumnya
Kepala BPS Margo Yuwono menuturkan, jika sinkronisasi data sudah selesai dilakukan, maka sasaran program kebijakan sudah tunggal dan bisa dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Margo menegaskan, Pemprov DKI akan menjadi prototipe nasional terkait kebijakan satu data untuk Regsosek. Sehingga Pemerintah memiliki tata kelola yang baik.
“Dengan demikian Pemerintah dalam meneruskan kebijakannya bisa menggunakan satu data Indonesia,” jelas dia.
Baca juga : Wapres Tebar Optimisme
Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Merry Hotma mengapresiasi langkah Pemprov DKI dan BPS mensinkronisasi data Regsosek.
“Dalam penyaluran bansos masih terjadi kebocoran. Itu akibat data tidak valid,” kata anggota Komisi E Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.
Merry meminta Pemprov DKI Jakarta dan BPS tidak hanya menyinkronkan data di atas kertas saja. Tapi turun ke lapangan agar data yang di sinkronkan lebih riil. Selain itu, dia mendorong Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta untuk mengkaji dan menetapkan kriteria warga miskin.
Baca juga : Heru Ajak Pengurus RW Kompak Turunkan Kemiskinan Ekstrem Dan Stunting Di Ibu Kota
Sebab selama ini, lanjut politisi PDIP ini, Pemprov DKI Jakarta tidak memiliki kriteria warga miskin. DKI masih mengikuti daerah lain.
“Padahal kriteria miskin di setiap daerah itu berbeda, apalagi ini Jakarta, Ibu Kota,” tegasnya.
Merry menyebut, biaya hidup di Jakarta lebih mahal sehingga tolak-ukur kemiskinannya tidak bisa disamakan dengan daerah lain.
Baca juga : Ganjar Konsisten Serap Tenaga Kerja SMK Lewat Link And Match Industri
“Kalau di daerah, uang Rp 300 ribu mungkin cukup untuk makan satu keluarga selama seminggu. Tapi di Jakarta, itu untuk satu orang saja masih kurang,” paparnya.
Tak hanya itu, lanjut dia, kriteria warga miskin di DKI tidak dapat disamakan dengan wilayah lain. Misalnya, memiliki sepeda motor tidak dianggap orang miskin. Menurutnya, sepeda motor tidak bisa menjadi tolak-ukur kemiskinan di Jakarta.
Diungkap Merry, banyak rumah tangga di Jakarta yang tidak terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) karena memiliki sepeda motor. Padahal, mereka punya motor dari hasil kredit untuk mencari nafkah seperti ngojek. Penghasilan mereka pas-pasan. Penghasilan digunakan untuk membayar cicilan, selain untuk menafkahi keluarga.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya