Dark/Light Mode

Kemacetan Di DKI Makin Parah

ASN Didorong Beri Contoh Gunakan Angkutan Umum

Minggu, 26 Februari 2023 07:30 WIB
Kendaraan mengular saat melintas di ruas Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH.Thamrin, Jakarta, Sabtu (25/2/2023). Data perusahaan perangkat GPS Tomtom, menobatkan DKI Jakarta sebagai kota termacet ke-29 di Dunia sepanjang tahun 2022, ranking ini merupakan Hasil Riset Traffic Index dari total 389 kota di 56 negara, peringkat ini naik signifikan dari tahun 2021 berada pada peringkat ke-46. (Foto: Tedy Octariawan Kroen/RM).
Kendaraan mengular saat melintas di ruas Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH.Thamrin, Jakarta, Sabtu (25/2/2023). Data perusahaan perangkat GPS Tomtom, menobatkan DKI Jakarta sebagai kota termacet ke-29 di Dunia sepanjang tahun 2022, ranking ini merupakan Hasil Riset Traffic Index dari total 389 kota di 56 negara, peringkat ini naik signifikan dari tahun 2021 berada pada peringkat ke-46. (Foto: Tedy Octariawan Kroen/RM).

 Sebelumnya 
Direktur Angkutan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Tatan Rustandi mengatakan, Pemerintah sudah hadir cukup lama untuk men-support transportasi publik seperti, kereta commuter dan Transjakarta yang disubsidi cukup besar.

Tatan menilai, Pemerintah sudah menentukan arah yang cukup baik untuk transportasi massal. Namun, menurutnya, Pemerintah harus mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi. Sebab, penggunaan angkutan umum di Jabodetabek masih cu­kup rendah sehingga menimbul­kan kemacetan di mana-mana.

Karena itu, BPTJ ingin peng­gunaan transportasi umum men­jadi 40 persen dengan mengembangkan beberapa model public transport. “Di Jakarta pengem­bangan public transport yang modern cukup signifikan dan massif, namun pembangunannya juga harus dikembangkan di kota penyangga,” kata Tatan.

Baca juga : Pemerintah Dorong Pelaku Industri Lakukan Pembangunan Berkelanjutan

Untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, Tatan bilang, sistem angkutan umum harus diperkuat, baik dari kualitas maupun kuan­titasnya.

Coverage area layanan pub­lic transport rasionya harus bisa mendekati seluruh jaringan ja­lan, sekitar 60 persen saja sudah cukup bagus,” jelas dia.

Sehingga aksesibilitas masyarakat menuju dan ke angkutan umum tidak jauh. Kondisi ini akan menarik minat masyarakat untuk menggunakan transportasi umum.

Baca juga : Pengguna Angkutan Umum Turun, Pemotor Naik Tajam

Keduanya, perlu adanya kesetaraan layanan angkutan umum di Jabodetabek. Seperti diketahui, kemacetan di Ibu Kota dipicu oleh banyaknya kendaraan pribadi dari luar daerah yang masuk ke Jakarta.

“(Angkutan umum) Jakarta sudah cukup luar biasa. Tapi, angkutan di daerah penyangga harus diperkuat juga,” ucapnya.

Menurut Tatan, equality level of service bagi masyarakat Ja­bodetabek itu penting. Sehingga orang enggan menggunakan kendaraan pribadi. Lantaran, di samping nyaman, biaya trans­portasi publik juga lebih murah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.