Dark/Light Mode

Ke Plumpang Sehari Setelah Kebakaran

Rumah Tinggal Kerangka, Bau Gosong Menyengat

Minggu, 5 Maret 2023 07:23 WIB
Warga saat melihat hancurnya akibat kebakaran Depo Pertamina di kawasan Tanah Merah, jakarta, Sabtu (4/3). (Foto: Putu Wahyu Rama/RM)
Warga saat melihat hancurnya akibat kebakaran Depo Pertamina di kawasan Tanah Merah, jakarta, Sabtu (4/3). (Foto: Putu Wahyu Rama/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perkampungan di Jalan Tanah Merah, Plumpang, Jakarta Utara, sungguh memprihatinkan. Sehari pasca dilanda kebakaran hebat pada Jumat (3/3) malam, pemukiman padat penduduk itu sudah tak berbentuk lagi. Rumah-rumah hancur tinggal kerangka. Bau gosong juga masih menyengat dari sisa-sisa puing bangunan yang tersisa.

Melihat dampak yang ditinggalkan, bisa dibayangkan betapa kebakaran yang terjadi di Depo Pertamina, Plumpang, Jakarta Utara, jam 20.11 WIB, Jumat (3/3) sangat besar. Selain api yang berkobar besar, warga sekitar mengaku sempat mendengar 2 kali ledakan besar.

Tak heran, demi menjinakan si jago merah, pihak Damkar DKI Jakarta sampai mengerahkan 45 mobil pemadam dengan 250 personel. Itu pun butuh waktu sekitar 4 jam untu bisa menjinakkan api. 

Perkampungan yang paling parah terdampak kebakaran Plumpang berada di Jalan Tanah Merah Bawah, RT 12/19 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Lokasinya persis di ujung jalan. Rumah-rumah di sini menghadap langsung ke tembok Depo Plumpang. Tak lebih dari 50 meter dalam tembok ini, pada Jumat pukul 8 malam, terjadi ledakan. Api membumbung tinggi ke udara lalu menyambar ke rumah warga. 

Saat berkunjung kemarin pagi, api kebakaran di lokasi sudah padam. Yang terlihat hanya rumah-rumah yang tinggal kerangka. Sepanjang 200 meter, rumah di kawasan tampak rusak parah dan bau gosong. Atap dan plafon hancur. Tembok-temboknya gosong terbakar, dan serpihannya berserakan di lantai. Di beberapa titik, bangkai motor yang hangus terbakar tergeletak begitu saja. 

Baca juga : Buka 2 Pos di Lokasi Kebakaran Depo Plumpang, RS Polri Sudah Terima 13 Kantong Jenazah

Meski rumah sudah hampir rata dengan tanah, warga masih mendatangi bekas tempat tinggalnya. Sebagian hanya melihat-lihat dari jalan dengan wajah berkaca-kaca.  Sebagian lagi mencoba mengais-ngais, mencoba mencari barang berharga dari reruntuhan.

Akibat kebakaran ini 18 orang dilaporkan tewas dan 1.300 lainnya kehilangan tempat tinggal. Salah satu korban yang kehilangan rumah itu adalah Ibu Acih, 80 tahun. 

Ibu Acih menceritakan, tempat tinggalnya tak jauh dari Depo Plumpang. Saat kejadian, ia sedang bersantai di rumahnya bersama tiga cucunya. Malam itu hujan cukup deras disertai sambaran petir. Saat sedang bersantai itu, tiba-tiba terdengar ledakan. 

Lalu di luar banyak orang berteriak kebakaran. "Saya kaget dan ketakutan," kata ibu empat anak ini,  saat berbincang dengan Rakyat Merdeka di Posko Pengungsian RPTRA Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara, kemarin sore. 

Setelah ledakan itu, ia diminta anak dan menantunya untuk keluar rumah. Bersama ketiga cucunya, ia berlari menyelamatkan diri, tanpa sempat menengok ke belakang. Para tetangganya juga berhamburan keluar rumah dan berlari memenuhi jalan, untuk menyelamatkan diri.

Baca juga : Depo Plumpang Kebakaran, Dirut Pertamina Minta Maaf

Beberapa saat kemudian, ada anak muda menolong dengan mengajak ikut memboceng sepeda motor. "Mungkin karena melihat saya sudah tua. Itu juga jalannya susah banget. Jalanan macet. Penuh sama orang-orang panik," cerita Acih.

Ia sendiri saat itu mengaku panik dan cemas campur aduk. Tak lama, mereka sampai di Kantor Kelurahan. "Semalam masih di kelurahan Sekarang dipindah ke sini (RPTRA Rawa Badak Selatan)," imbuhnya.

Namun, karena di RPTRA Rawa Badak Selatan penuh, akhirnya dibangun lagi tenda di depan Puskesmas Rawa Badak Selatan, yang diperuntukkan khusus lansia dan anak-anak. Ibu Acih salah satunya, yang meski menderita akibat tragedi kebakaran tersebut, ia tetap bersyukur masih bisa selamat.

"Alhamdulillah, di sini juga semua tercukupi. Bantuan-bantuan makanan, minum, juga untuk cek kesehatan. Sejauh ini saya belum ada keluhan sakit," ucapnya, lega.

Ketua RW 12 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Abdus, menceritakan detik-detik terjadinya kebakaran. Kata dia, setengah jam sebelum terjadi ledakan besar, tercium bau bensin menyengat di perkampungan. Saking baunya, sejumlah orang mengalami muntah hingga jatuh pingsan. 

Baca juga : Korlantas Polri Serahkan 15 Kendaraan Operasional Ke PJR Trans-Jawa

Mengetahui hal tersebut, ia lalu meminta warga menjauhi Depo. Saat proses evakuasi itu terdengar ledakan. Bersamaan dengan jtu terasa hawa panas menyengat di udara dan terlihat kobaran api di dalam Depo. 

Melihat ada ledakan, warga panik dan berusaha menyelamatkan diri dari pusat kobaran api. Kata dia, hawa panas masih terasa meski dari jarak 500 meter. "Ledakan dari dalam Depo, lalu api merembet ke rumah-rumah," kata Abdus, di lokasi, kemarin.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.