Dark/Light Mode

Agar Awet & Nggak Buang-buang Duit

Perbaikan Jalan Rusak DKI Jangan Cuma Tambal Sulam

Kamis, 16 Januari 2020 12:53 WIB
Jalan ambles Jl. Daan Mogot Batu Ceper Tanah Tinggi KM .23 arah Tangerang Kota, Selasa (14/1). (Foto: TMC PMJ)
Jalan ambles Jl. Daan Mogot Batu Ceper Tanah Tinggi KM .23 arah Tangerang Kota, Selasa (14/1). (Foto: TMC PMJ)

RM.id  Rakyat Merdeka - Banjir dan hujan di Jakarta membuat sejumlah ruas jalan rusak di berbagai wilayah. Sebagian titik jalan yang rusak telah diperbaiki. Namun, sebatas tambal sulam. Perbaikan juga tak akan maksimal jika kondisi drainase tidak bagus.

PERBAIKAN jalan yang dilakukan setiap tahun di sejumlah jalanan Jakarta tidak bertahan lama. Sudah pasti saat musim hujan dengan curah tinggi dan banjir, jalanan rusak kembali.

Selain memperbaiki drainase supaya tak terjadi genangan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga harus membagi kelas-kelas jalan. Ini untuk mempertahankan kekuatan aspal dan menghemat biaya pemeliharaan. Kendaraan bernotase berat hanya boleh melintas di jalan tertentu saja. 

Saat ini banyak jalan yang sebenarnya tidak diperuntukkan untuk truk dan kendaraan bertonase besar, namun tetap dilewati. Misalnya ruas jalan layang Pesing, Daan Mogot. Semestinya, ini hanya diperuntukkan untuk mobil pribadi dan paling besar bus-bus Transjakarta saja. Namun, berdasar pantauan, truk barang dan kendaraan berat masih ada yang melintas. Meskipun ada rambu yang melarangnya di depan flyover.

Pengamat Perkotaan dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga menyatakan, ketahanan jalan tergantung pada saluran air yang ada di sekitar jalan. Dengan sistem dan kualitas aspal apapun yang dipilih, jika tak ada perbaikan saluran, jalan di Jakarta tidak akan bertahan lama.

“Kalau dalam teori dan konsep, jalanan itu bertahan antara lima sampai tujuh tahun. Tapi itu tidak terjadi di Jakarta. Saya lihat, perbaikan trotoar tidak dibarengi dengan perbaikan saluran air. Jadi ketika hujan, jalan itu dipastikan akan tergenang dan jelas cepat rusak,” ujar Nirwono kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Turkish Arlines Buka Penerbangan, Wisatawan Rusia Makin Mudah ke Bali

Dia menyarankan agar konsep daur ulang aspal yang dikelupas bawahnya digunakan kembali untuk memperbaiki jalan tersebut.

Bahan campur daur ulang aspal juga dibuat dengan kualitas sebaik mungkin. Sehingga, kekuatan aspal bisa mencapai lima hingga tujuh tahun. Ini se￾perti yang dilakukan di negara-negara di eropa.

“Konsep penghematan murni yaitu dengan mendaur ulang aspal yang dikelupas dari dasar itu. Usianya berbeda dengan aspal baru. Penelitian terakhir menyebut kekuatannya bisa sampai tujuh tahun kalau campurannya dibuat sebaik mungkin. Sementara yang terjadi saat ini, setelah aspal dikelupas, Pemprov DKI Jakarta membuangnya dan menggantinya dengan beli di e-katalog. Padahal kan bisa hemat sampai 30 persen,” terangnya. 

Untuk diketahui, setelah banjir besar awal tahun lalu, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mencatat 35 titik jalan rusak yang tersebar di Ibu Kota. Jalanan rusak diakibatkan banjir dan genangan menggenang di sejumlah ruas jalan di Jakarta.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusuf mengatakan, gerusan yang disebabkan arus air mampu membuat aspal menjadi mengelupas bahkan menyebabkan munculnya lubang di jalanan. Kondisi ini berbahaya bagi pengendara, utamanya kendaraan roda dua. 

Pihaknya menyiapkan personel khusus menjaga di lokasi jalan rusak yang rawan kecela￾kaan. Sejauh ini, ada beberapa lokasi yang dinilai sangat rawan telah dilakukan pembenahan.

Baca juga : SYL: Bangun Pertanian Tanggung Jawab Semua Pihak

“Ada yang belum, di beberapa jalan yang lubangnya cukup besar diberi cone sebagai tanda,” sebutnya. 

Dari catatannya, ada 35 jalan yang masuk dalam kategori rusak dan tidak layak. Di Jakarta Pusat sebanyak delapan titik, Jakarta Utara tujuh, Jakarta Barat delapan, Jakarta Selatan sembilan dan Jakarta Timur 13 titik.

Suku Dinas Bina Marga DKI Jakarta mengklaim telah memperbaiki ratusan titik jalan yang rusak akibat banjir 1 Januari lalu. Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Utara Bernhard Gultom menjelaskan, di wilayahnya, ada 101 titik jalan rusak yang telah diperbaiki. Rincian 101 titik perbaikan jalan pasca banjir yaitu Kecamatan Pademangan 34, Kecamatan Kelapa Gading 16, Kecamatan Cilincing 9, Kecamatan Penjaringan 11, Kecamatan Koja 7 dan Kecamatan Tanjung Priok 24. 

Ratusan titik tersebut terbagi di berbagai ruas jalan yaitu Jalan Mangga Dua Raya, Jalan Lodan Raya, Jalan Boulevard Raya, Jalan Boulevard Utara, Jalan Cacing, Jalan Babek TNI, Jalan Jembatan Sungai Tiram, Jalan Kamal Muara Raya. Selain itu ada Jalan Kampung Gusti, Jalan Plumpang Semper, Jalan Kramat Jaya, Jalan Raya Pelabuhan, Jalan Agung Perkasa 7, Jalan Enggano, Jalan RE Martadi￾nata, Jalan Sulawesi, Jalan Yos Sudarso turut diperbaiki. 

Bernhard menjelaskan, perbaikan jalan tersebut menggunakan teknik pengaspalan coldmix dan scrap. Sudin Bina Marga Jakarta Utara mengerahkan 90 pasukan kuning dilengkapi peralatan. Selain itu juga menerjunkan sejumlah kendaraan operasional seperti tiga mobil UPR, enam dump truk dan 10 Isuzu Panther.

“Mereka langsung turun melakukan perbaikan jalan rusak di enam kecamatan. Kalau tidak segera diperbaiki bisa membahayakan pengguna jalan yang melintas,” paparnya.

Baca juga : PLN Sukses Pulihkan Jaringan Kelistrikan Di Wamena

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menyatakan, ada 174 titik jalan rusak setelah banjir di Jakarta terjadi pada awal tahun 2020. Semua titik jalan rusak itu langsung ditangani dengan sistem tambal sulam. Perbaikan ini bersifat darurat untuk mengurangi risiko kecelakaan.

Dia mengklaim, telah menempatkan personel untuk memantau jalan yang sebelumnya terendam banjir. Personel berjaga-jaga memantau kerusakan yang tiba-tiba terjadi saat dilintasi pengguna jalan. Pemantauan dilakukan selama berlangsungnya musim hujan. “Semua langsung kita perbaiki. Bahkan kami juga lakukan perbaikan pada jalan yang mengalami sedikit cekungan,” kata Hari.

Dia menjelaskan, ke depan perbaikan jalan rusak dilakukan dengan sistem recycling atau mengupas lapisan aspal hingga bagian pondasi dan kembali menatanya. Sedangkan untuk betonisasi, pihaknya hanya melakukan di jalanan yang kerap rusak akibat genangan air seperti di kawasan Jakarta Utara.

Untuk diketahui, setiap tahun, Dinas Bina Marga DKI Jakarta memperoleh anggaran perbaikan jalan rusak sekitar Rp 300-400 miliar. Penanganannya pun hampir sama, untuk yang sifatnya sementara dilakukan tambal sulam. Sedang untuk permanen dilakukan menyeluruh dengan menggunakan aspal kembali ataupun betonisasi bagi tempat yang dinyatakan kerap tergenang. Ia juga menyakinkan, perbaikan jalan juga dilakukan berbarengan dengan penataan trotoar dan drainase. [FAQ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.