Dark/Light Mode

Dianggap Sudah Ketinggalan Zaman

Di Tangan Ryan, Arum Manis Kembali Ngehits

Minggu, 21 April 2019 06:32 WIB
Ryan Angkawijaya berfoto bersama produknya Snazzy Boom. (Foto: Ist)
Ryan Angkawijaya berfoto bersama produknya Snazzy Boom. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sempat diragukan kemampuannya dalam berbisnis oleh sang ayah, tak membuat Ryan Angkawijaya (29) down. Kini, ia mampu membuktikan dirinya bisa sukses dan menjadi bos arum sari yang kekinian.

Dalam dunia wirausaha, kini siapa yang tidak kenal dengan sepak terjangnya sebagai wirausaha muda, yang memulai bisnisnya dari nol. Bahkan ia pernah merasakan jatuh bangun sebelum sukses menjalankan bisnisnya, yang berlabel Snazzy Boom.

Ia menceritakan bagaimana Snazzy Boom bisa eksis saat ini. Di awal 2016, Ryan cukup senang karena usaha pakaiannya sempat laku dan pernah digaet juga oleh store besar seperti Matahari. Namun ia malah kena tipu ratusan juta, yang akhirnya membuat usahanya bangkrut.

“Sisa modal Rp 1,5 juta. Akhirnya saya mikir, bagaimana caranya uang ini bisa jadi modal dan menghasilkan untung 10 kali lipat bahkan lebih," ujarnya kepada Rakyat Merdeka.

Baca juga : “Payungi” Kotak Suara, Amankan Dari Tangan Jahil

Berawal dari ngobrol santai bareng dengan teman-teman sekolahnya dulu saat menghadiri acara pernikahan, Ryan mendapatkan inspirasi untuk membuat bisnis yang memiliki misi memperjuangkan cemilan yang semakin susah ditemui, yaitu arum manis. Dia terpikir jual rambut nenek, nama lain arum manis, ketika salah satu temannya bertanya, “Eh, sekarang cari arum manis di mana ya?”

Dari situ, ia melakukan riset dan validasi masalah lebih dalam. Ternyata, Ryan menemukan fakta dari artikel media massa yang bilang, bahwa pedagang arum manis banyak yang mulai beralih menjadi penjual jajanan yg lebih kekinian. Itu semua dikarenakan jajanan arum manis tradisional sudah tertinggal oleh zaman.

Tak berhenti sampai di situ, ia juga mendapatkan fakta dari pedagang arum manis, bahwa anaknya sendiri pun tidak mau mengikuti jejak orang tuanya. Ya, lagi-lagi karena kudapan ini dianggap sudah ketinggalan zaman.

“Dari permasalahan itulah Snazzy Boom terlahir untuk memperjuangkan produk cemilan asal Indonesia, yaitu Arum Manis. Dan kami membuatnya mampu bersaing di pasar internasional," tutur alumnus dari Binus University ini.

Baca juga : Mantan Sekda Kota Malang Jadi Tersangka Suap Pembahasan APBD

Dari situ dia mulai cari orang dari Lamongan, Jawa Timur yang bisa membuat arum manis. Dua bulan jualan arum manis, hanya terjual lima bungkus. Hal itu cukup membuat Ryan stres. Akhirnya ia merenung selama seminggu untuk evaluasi. Kemudian ia mengubah konsep dan kemasan arum manisnya.

“Karena keterbatasan modal tadi itu, saya pun ganti kemasan dengan kaleng, itu pun ngutang ke suplier, tapi syukur supliernya percaya karena saya berhasil meyakinkan dia. Nggak lama setelah saya ubah, dalam dua minggu seribu pieces arum manis terjual. Saya pun balik modal,” tuturnya.

Kini, sekitar 3 ribu menjadi reseller tergabung di Snazzy Boom menjual arum manis, penjualan pun dilakukan melalui offline dan online. Ryan pun bisa menjual hingga 16 ribu kaleng, dengan omzet Rp 250 juta per bulan.

Kejelian melihat peluang menjadi kunci kesuksesannya. Ia membuktikan usaha yang sudah hampir punah, seperti arum manis, masih bisa dikembangkan dan menjadi mesin uang yang ampuh.

Baca juga : Bayi Ketinggalan Di Bandara, Pesawat Balik Lagi

Sayangnya cobaan datang menghampiri. Di awal 2018, partner bisnisnya memutuskan untuk keluar saat Snazzy Boom sempat jatuh. Karyawannya juga ikut berhenti sampai hanya menyisakan satu orang yang dianggapnya paling setia dan berjasa dalam bisnisnya.

“Dari situ saya berjanji pada diri saya, akan mengangkat derajat karyawan saya yang satu ini, entah bagaimana caranya. Saya betul-betul menghargai dia meskipun dia hanyalah seorang lulusan SMP. Dan Alhamdulillah, saat ini sedikit demi sedikit berhasil saya buktikan. Akhirnya dia bisa membeli rumah pertamanya di tahun ini," katanya.

Bahkan tak hanya itu saja, di Agustus 2018, ia pun baru tahu bahwa dirinya ditipu oleh admin karyawannya. Penipuan itu sudah berlangsung sejak November 2017. Keadaan itu hampir membuatnya mengibarkan bendera putih. Tapi hati kecilnya terus menyemangatinya bahwa di setiap masalah pasti ada jalan.

“Singkat cerita, setelah kejadian itu saya rombak semua sistem di dalam Snazzy Boom. Saya belajar dari masalah sebelumnya. Dari produksinya, dari tim penjualannya, saya mulai buat sistem yang lebih tertata," terangnya. Setelah perombakan itu, bisnisnya kembali melejit. Penjualan Snazzy Boom melonjak hingga tiga kali lipat. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.