Dark/Light Mode

Proyek MRT Molor

DPRD DKI Dorong Cari Pembiayaan Alternatif

Selasa, 20 Oktober 2020 05:36 WIB
Ilustrasi penumpang sedang menunggu MRT di salah satu stasiun di Jakarta. (Foto : Rakyat Merdeka/Ng Putu Wahyu Rama)
Ilustrasi penumpang sedang menunggu MRT di salah satu stasiun di Jakarta. (Foto : Rakyat Merdeka/Ng Putu Wahyu Rama)

 Sebelumnya 
Dibagi 2 Segmen

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, pengerjaan proyek pembangunan MRT fase 2A, yaitu Bundaran HI hingga Kota, terus dikejar. Per 30 September 2020 lalu, paket kontrak CP 201 (pembangunan terowongan dari Stasiun Bundaran HI sampai dengan Stasiun Harmoni). Serta, Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas, telah mencapai 8,38 persen.

Meski demikian, diakui William, terdapat sejumlah kendala terhadap pengadaan paket kon- trak CP 202 Harmoni–Mangga Besar, CP 205 sistem perkeretaapian dan rel, serta CP 206 untuk pengadaan kereta.

“Terdapat kendala atas penga- daan paket kontrak CP202, CP205, dan CP206. Salah satu penyebabnya karena pandemi Covid-19 yang tengah melanda menyebabkan risiko tinggi terhadap keseluruhan proyek Fase 2 MRT Jakarta,’’ ungkap William.

Baca juga : PSBB Tak Buahkan Hasil Signifikan, DPRD Sarankan Pemprov DKI Cari Cara Alternatif

Selain itu, lanjutnya, faktor minimnya keterlibatan dan ketertarikan kontraktor Jepang menyebabkan posisi tawar, khususnya untuk paket railway system dan rolling stock menjadi sangat tinggi.

Untuk itu, sambung William, tahapan operasional MRT Jakarta Fase 2A telah dibagi menjadi dua segmen. Pertama, Bundaran HI—Harmoni diperkirakan selesai pada Maret 2025. Kedua, Harmoni—Kota kemungkinan akan bergeser ke pertengahan 2027.

Menurutnya, kegagalan pengadaan CP202 adalah akibat dari risiko konstruksi lapangan yang cukup tinggi. Ditambah dengan kondisi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

Peserta lelang juga meminta waktu penyelesaian proyek yang lebih panjang. Status pengadaan CP205 saat ini telah mengalami perpanjangan waktu pengadaan sebanyak 4 kali. Selain karena kondisi pandemi Covid-19, peserta lelang meminta perpanjangan waktu karena adanya isu kebijakan penggunaan produk komunikasi tertentu yang tidak bisa disedia- kan kontraktor Jepang.

Baca juga : Parepare Dorong Pemulihan dan Pertumbuhan Ekonomi

‘’Peserta lelang melihat adanya risiko interfacing antar pekerjaan paket sipil dan paket sistem perkeretaapian,’’ tururnya. Namun demikian, PT MRT Jakarta tetap memutuskan tanggal pemasukan penawaran CP205 pada 26 Oktober 2020.

“Kami meminta komitmen penuh dan realisasi dari para peserta lelang untuk dapat memasukkan penawaran pada batas waktu yang telah ditentukan,” ungkap William.

Agar proyek fase 2A tersebut dapat berjalan lancar, pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang sedang melakukan koordinasi dan penjajakan tingkat tinggi.

“Diharapkan agar pemerintah Jepang dapat lebih kuat lagi mendorong pelaku industri perkeretaapian di Jepang untuk terlibat dalam proyek MRT Jakarta fase 2A ini,’’ paparnya.

Baca juga : Program Perempuan Wirausaha Tangguh Dan Kreatif Dorong Pemberdayaan UMKM

William berharap, jika minat pelaku industri di Jepang kurang berminat, maka opsi pengadaan melibatkan kontraktor internasional lainnya kiranya dapat dibuka dan disetujui bersama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.